RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Indonesia merupakan produsen sampah terbesar kedua setelah China. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun.
Masalah itu dilihat Soehendra sebagai peluang bisnis dan lapangan kerja. Bersama teman-temannya ia menggagas Mountrash.
Mountrash merupakan gerakan berorientasi peningkatan ekonomi dengan metode jual-beli sampah dari pemulung dan bank sampah kepada pengepul sampah (Mountrashpreneur), dengan tujuan Indonesia bebas sampah 2025.
"Kami berharap dengan adanya Mountrash memacu untuk me-recyle limbah sampah menjadi konteks awal perjuangan Indonesia bebas sampah 2025," kata Soehendra kepada Riaumandiri.id, Rabu (13/11/2019).
Dia menjelaskan, menejual sampah di Mountrash lebih menguntungkan karena harga sampah plastik yang disetor lebih tinggi dari pengepul konvensional. Para pemilik sampah yang menjual ke Mountrash atau yang lebih dikenal dengan trashpreneur juga dapat memantau harga jual via aplikasi. Sedangkan tempat pengepulan Mountrash berada di Jalan Kaharudin Nasution, Pekanbaru.
Dia menuturkan, gerakan yang eksis sejak Mei 2019 ini, mulanya tidak berbasis aplikasi, kemudian berkembang menjadi sistem berbasis aplikasi yang saat ini memiliki 1.500 user.
Lelaki berdarah Sunda ini berharap agar Mountrash dapat menjadi solusi bagi permasalahan sampah di Indonesia. Mountrash tidak hanya ada di Pekanbaru, tapi juga Jakarta dan Bandung.
Menurutnya masalah sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga masyarakat dengan metode-metode yang kreatif sesuai dengan jargonnya 'Mengubah Sampah Menjadi Berkah'. (Mg1)