RIAUMANDIRI.ID, PADANG – Presiden Joko Widodo menganugerahi Rohana Kudus, wartawati pertama Indonesia sebagai Pahlawan Nasional, Jumat 8 November 2019. Kiprah Rohana dalam profesi wartawan punya jalan panjang.
Sejarawan Universitas Andalas Padang, Gusti Asnan menyebut, sosok Rohana adalah figur penggagas penerbitan surat kabar perempuan pertama, yaitu Soenting Melajoe. Surat kabar ini terbit kali pertama pada 10 Juli 1912.
Pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Rohana itu berdasarkan ketetapan dan diputuskan pertemuan antara Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan dengan Presiden Jokowi.
“Beliau (Rohana Kudus), adalah seorang wartawati pertama di Indonesia yang mendirikan surat kabar perempuan pertama (Surat kabar Soenting Melajoe), yakni pada tahun 1912,” kata Gusti Asnan, Sabtu 9 November 2019.
Menurut Asnan, selain sosok perempuan penggagas surat kabar perempuan, Rohana juga turun tangan langsung menjadi bagian dari redaksi. Bahkan, juga selalu mengisi surat kabar itu dengan tulisan-tulisannya.
Pada masanya, keberadaan surat kabar Soenting Melajoe, menjadi inspirasi bagi lahirnya surat kabar perempuan yang lain di Indonesia.
"Delapan tahun setelah kelahirannya, terbit pula surat kabar Soeara Perempoean. Empat tahun setelah itu, lahir pula surat kabar Asjraq. Bahkan, ia juga terlibat dalam penerbitan beberapa surat kabar yang lain," jelas Asnan.
Dia mengatakan, ada keberhasilan Rohana dalam menerbitkan surat kabar Perempoean yang bergerak di Medan bersama Siti Satiaman dan Parada Harahap. Selain itu, ada pula surat kabar Radio.
Selain itu, menurut Asnan, tulisan-tulisan Rohana Kudus, juga sempat diterbitkan di beberapa surat kabar lain, baik di Sumatera maupun di Pulau Jawa.
"Dari itu, rasanya tidak berlebihan, jika mengatakan kalau Rohana Kudus seorang tokoh perintis penertiban surat kabar perempuan dan wartawati perempuan pertama yang memiliki andil besar bagi perkembangan dunia pers di Indonesia," ujar Gusti.
Selain di dunia Jurnalistik, Asnan mengatakan, dari literatur yang dipelajarinya, Ruhana juga memiliki andil besar terhadap dunia pendidikan. Ruhana pernah mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) pada tanggal 11 Februari 1911.
Dalam usia belia, Rohana membacakan surat kabar di hadapan anak-anak dan masyarakat sekitarnya. Lalu, mengajar anak-anak menulis dan membaca lewat praktik sekolah-sekolahannya.
“Rohana juga memiliki ide dan gagasan yang orisinil. Membuat organisasi dan kemudian mendirikan sekolah khusus untuk anak perempuan adalah sebuah gagasan yang betul-betul baru pada saat dia lontarkan," ujarnya.**