RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera mengaku adanya keretakan antara Partai NasDem dengan koalisi di pemerintahan. Keretakan itu terlihat nyata setelah muncul sindiran dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Ketum Partai NasDem, Surya Paloh.
"Kalau keretakan itu sudah nyata ada," kata Kapitra saat dikonfirmasi Okezone di Jakarta, Sabtu (9/11/2019).
Menurut Kapitra, ada keinginan yang tidak tercapai dari Partai NasDem dalam berkoalisi. Oleh karenanya, muncul sindiran-sindiran halus hingga melupakan etika dalam berpolitik.
"Kepentingan akan memiliki kekuasaan itulah yang menjadi tujuan koalisi, ketika kekuasaan yang diinginkan tidak diberikan, maka etika pun terlupakan, saling sindir pun terjadi," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyindir pelukan mesra antara Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem, Surya Paloh dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman. Sindiran itu diungkapkan Jokowi saat memberikan sambutan dalam perayaan HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, pada 6 November 2019.
"Yang saya hormati Ketua Umum NasDem, Surya Paloh yang lebih cerah dari biasanya sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman, Presiden PKS," kata Jokowi.
Surya Paloh menganggap bahwa pernyataan Jokowi itu sebagai sebuah guyonan atau candaan bukan sindiran. Paloh justru gembira menanggapi respons dari Jokowi tersebut.
"Masak kalian enggak tanggap, Pak Jokowi itu punya sense of humor tinggi. Kita tetap gembira menerima respons humoris dari Pak Jokowi," kata Paloh di Hotel Sultan.
Namun, di kesempatan yang berbeda, Surya Paloh kembali angkat bicara soal pertemuannya dengan Sohibul Iman yang sempat disindir Jokowi. Paloh menyinggung pihak-pihak yang berlebihan menaruh curiga terkait rangkulannya dengan Sohibul Iman.
"Kita berkunjung pun ke kawan, mengandung kecurigaan. Ini bangsa model apa seperti ini?," ungkap Paloh di acara Kongres ke-II Partai NasDem di JI Expo, Jakarta Pusat.**