RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan bahwa penyelidikan kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan bukan hal mudah. Menurut Moeldoko, hal itulah yang membuat kepolisian sampai saat ini belum berhasil mengungkap pelaku penyerangan.
"Kasus Novel seolah-olah mudah tapi padahal nggak mudah juga," kata Moeldoko dalam wawancara khusus dengan Kompas.com di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Menurut dia, lambatnya penanganan kasus Novel bahkan membuat Presiden kerap bertanya-tanya. "Presiden sering (tanya), di mana persoalan sebenarnya? Pencarian barang bukti itu yang benar-benar menyulitkan," kata Moeldoko.
Menurut dia, pencarian barang bukti sulit dilakukan karena kejadian penyerangan itu terjadi saat waktu subuh. Minimnya saksi mata juga rekaman CCTV di lokasi membuat pelaku penyerangan yang menggunakan sepeda motor sulit dikenali.
"Beberapa kali polisi menetapkan calon tersangka, tahu-tahu enggak," kata dia.
Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu. Saat itu, Novel baru saja menunaikan shalat subuh di Masjid Al Ihsan, dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Akibat penyiraman air keras ini, kedua mata Novel terluka parah.
Hingga Tito Karnavian diberhentikan dari Kapolri dan diangkat Jokowi sebagai Mendagri, kasus tersebut belum juga terungkap. Jokowi pun sudah memberi tenggat waktu bagi Kapolri Jenderal Pol Idham Azis untuk mengungkap kasus Novel paling lambat sampai awal Desember 2019.**