RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta maaf karena tidak bisa mengakomodir semua pihak dalam penyusunan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menilai, permintaan maaf yang disampaikan Presiden menunjukkan sikap kerendahan hatinya meskipun memiliki wewenang dan hak mutlak dalam penyusunan kabinet.
"Artinya, Presiden menunjukkan kualitas seorang pemimpin yang rendah hati. Sehingga beliau menunjukkan Presiden punya hak prerogatif, tapi dalam hal menyusun tidak bisa kita lihat menyenangkan semua pihak," kata Hasto di GOR Bulungan, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Dalam pandangannya, pemimpin memiliki tugas berjuang bagi bangsanya. Tidak bisa menyenangkan semua orang. Dia lantas teringat yang disampaikan pendiri Apple Inc, Steve Jobs. Salah satu pernyataan terkenal dari Steve Jobs adalah If you want to make everyone happy, don't be a leader, sell ice cream.
"Pemimpin itu menurut Steve Jobs, bukan penjual es krim yang membuat semuanya senang. Pemimpin itu memegang tanggung jawab bagi kemajuan. Sehingga tolok ukurnya pada keputusan politik penikmat tujuan bangsa dan juga kesediaannya memikul tanggung jawab itu. Jadi bukan pada kemampuan menyenangkan semua pihak," ungkap Hasto.
Namun, kata dia, Jokowi menunjukkan kerendahan hatinya sebagai seorang pemimpin dengan meminta maaf.
"Tapi Pak Jokowi menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa, sehingga beliau meminta maaf," ucapnya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan, hanya bisa memilih 34 dari 300 nama yang diserahkan untuk dipilih sebagai menteri. Dia menjelaskan, dalam demokrasi wajar ada yang terpilih atau tidak terpilih di kabinet. Sebab, untuk memilih kabinet diperlukan proses seleksi.
"Artinya yang kecewa pasti lebih banyak dari yang senang dan mungkin sebagian yang hadir juga ada yang kecewa. Jadi saya mohon maaf tidak bisa mengakomodir semuanya karena sekali lagi ruangnya hanya 34," kata Jokowi.