RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Pameran senjata tradisional se-sumatera resmi ditutup, Kamis (24/10/2019). Pameran berlangsung sejak 26 September, dan dihelat di ruang pameran tak tetap Museum Sang Nila Utama Dinas Kebudayaan Riau serta berhasil menjaring 15.841 pengunjung.
“Alhamdulillah, pameran berlangsung sebulan diikuti museum se-sumatera ini berhasil menjaring belasan ribu pengunjung. Ini angka yang cukup banyak untuk sebuah museum daerah,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Riau, Raja Yoserizal Zen.
Dijelaskan Yose, 15 ribuan pengunjung itu terdiri dari siswa dan mahasiswa yang ada di Riau, di antaranya, taman kanak kanak sebanyak 255 orang, sekolah dasar 9.723 orang, sekolah menengah pertama 2.915 orang, sekolah menengah atas 1.350 orang, mahasiswa 775 orang, umum 512 orang dan wisatawan asing sebanyak 311 orang.
“Terimakasih kepada para wisatawan yang telah mengunjungi pameran senjata tradisional se-sumatera ini. Anak-anak didik betul-betul mendapatkan pengetahuan tentang senjata tradisional zaman dahulu di pulau Sumatera. Belajar sambil berwisatalah pokoknya,” jelas Yose yang juga Plt Kadis Pariwisata Riau ini.
Lebih jauh dikatakannya, Dinas Kebudayaan Provinsi Riau menggelar pameran yang menampilkan 79 senjata tradisional koleksi museum-museum se-Sumatera di Museum Sang Nila Utama, Kota Pekanbaru.
"Pameran ini berlangsung selama satu bulan yang menampilkan 79 koleksi tradisional se-Sumatera. Ada pun jumlah koleksi 79 senjata tradisional ini terdiri berasal dari Riau ada 16 koleksi, Sumatera Utara 12 koleksi, Bengkulu 12 koleksi, Sumatera Barat 8, Lampung 8 koleksi, Aceh 7 koleksi, dan Jambi 7 koleksi," kata Yose.
Pameran tersebut dibagi dalam beberapa kategori senjata tradisional sesuai dengan fungsinya. Pada bagian awal ditampilkan senjata untuk berburu yang terdapat 10 koleksi. Sebagian besar adalah senjata berupa panah busur lengkung yang terbuat dari kayu, dan ada juga tombak serta serampang. Kemudian ada senjata untuk mengolah makanan yang digunakan untuk memotong hewan dan tumbuhan, seperti parang penetak, parang enggano dan kuduk.
Di bagian lain menampilkan koleksi senjata untuk membela diri dari serangan musuh maupun hewan liar, seperti keris, badik, rencong, piso siliak dan tameng. Lalu ada senjata tradisional untuk menyerang maupun berperang di medan pertempuran, di antaranya pedang, keris, umban tali, gundam dan tombak.
Selain itu, ada juga koleksi senjata untuk upacara adat yang digunakan untuk ritual maupun upacara perkawinan, yakni berupa keris, gambik, gala rimba dan rambai ayam.
"Kegiatan pameran Museum bersama ini terus digilir di provinsi Sumatera. Seluruh Kepala Museum dari delapan provinsi hadir pada kesempatan ini. Mereka mengapresiasi animo pengunjung yang menyaksikan Pameran Senjata Tradisional ini," tutup Yose.
Reporter: Nurmadi