TEMBILAHAN (HR)-Masih beroperasinya PT Setia Agrindo Lestari, membuat warga desa kehilangan sumber air bersih dan mata pencarian.
Sebelumnya, pemerintah daerah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) telah mengeluarkan surat pemberhentian sementara operasional PT Setia Agrindo Lestari (SAL), namun perusahaan sama sekali tak mengindahkan dan kegiatan perusahaan masih berjalan dengan mendatangan alat berat yang baru.
“Tim Walhi Riau dan LALH turun ke lokasi areal yang digarap oleh PT SAL, pada Sabtu (7/3), di lokasi terlihat alat berat yang masih bekerja dan pihak perusahaan juga sudah melakukan penanaman kelapa sawit.
Selain itu di areal garapan PT SAL terlihat bermunculan kumbang kelapa atau kumbang sagu yang bisa mengancam perkebunan kelapa masyarakat,” tutur Indra Jaya, Direktur LALH.
Diterangkan, hutan menyediakan cadangan air bersih bagi masyarakat ketika musim kemarau, dan air yang tersedia di hutan rawa gambut desa Pungkat mempunyai kualitas dan kejernihan yang lebih baik dibandingkan sumber air di wilayah lain.
“Air di desa Pungkat telah menjadi sumber air minum oleh warga, tapi kenyataannya sekarang, air tersebut berubah menjadi keruh dan tidak bisa diminum akibat adanya pengolahan gambut di lokasi tersebut,” terangnya.
Ditambahkan, masyarakat di desa Pungkat tak hanya kehilangan sumber air bersih. Dengan adanya aktivitas PT SAL masyarakat akan kehilangan mata pencarian yang mayoritas berprofesi pembuat kapal dan pompong yang berbahan baku kayu di hutan.
“Ketika masyarakat tidak mampu lagi melanjutkan usaha pertukangan, maka mereka akan menjadi masyarakat yang konsumtif, ini sangat disayangkan, pemerintah dinilai gagal melestasrian kearifan lokal masyarakat yang sangat produktif,” pungkasnya. (mg4)