RIAUMANDIRI.ID - Terkadang ketika orang tua kesal dengan kelakuan sang anak, secara spontan mereka akan melampiaskan kekesalan tersebut dengan membentak.
Padahal, cara pendisiplinan seperti ini dapat mengubah cara kerja otak mereka. Di mana cara kerjanya berbanding terbalik ketika mereka tenang.
"Otak sang anak melepaskan biokimia yang mengatakan untuk 'melawan, lari, atau diam'. Mereka (anak-anak) bisa saja memukul Anda. Mereka bisa saja lari. Atau mereka terdiam. Hal seperti itu tidak ada yang bagus untuk pembentukan otak," kata Dr. Laura Markham, pemilik Aha! Parenting dan penulis Peaceful Parent, Happy Kids: How to Stop Yelling and Start Connecting.
Apabila tindakan seperti ini terjadi berulang kali, perilaku seperti ini akan mendarah daging.
Secara tidak langsung, orang tua yang suka membentak anak juga mengajarkan anak mereka untuk melakukan hal yang sama.
"Orangtua yang terus menerus berteriak di rumah membuat perilaku tersebut normal untuk anak-anak dan mereka akan beradaptasi dengan hal itu," sambungnya, melansir Fatherly.
Di sisi lain, membentak anak juga membuat mereka lebih agresif, baik secara fisik maupun verbal.
"Membentak disertai penolakan dan penghinaan verbal dapat dianggap sebagai pelecehan emosional. Telah terbukti memiliki efek jangka panjang, seperti kecemasan, harga diri rendah, dan meningkatkan (perilaku) agresif," tulis Healthline.
Hal ini juga membuat anak lebih rentan terhadap perundungan atau bullying karena pemahaman mereka tentang batas yang sehat dan harga diri tidak seimbang.