RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Legenda Fiorentina Gabriel Batistuta berharap bisa hidup normal setelah menjalani operasi pergelangan kaki. Batistuta bermasalah dengan mobilitas sejak pensiun dari sepak bola pada 2005. Mantan striker timnas Argentina itu memilih pisau operasi untuk menghentikan penderitaannya.
“Saya menangis karena rasa sakit, jadi saya meminta dokter untuk mengamputasi kaki saya,” katanya kepada Corriere della Sera, dikutip Football Italia, Jumat (18/10/2019).
Ia mengaku hanya merasakan sakit di kakinya. Sakit itu terus bertambah walaupun dia sudah berusaha mengonsumsi obat penghilang rasa sakit. Menurut penyerang yang meraih gelar Serie A setelah pindah ke AS Roma, operasi merupakan solusi yang selama ini dikejarnya dalam 6 sampai 7 tahun terakhir.
“Dalam 40 hari, setelah saya melepas penjepit, kita akan tahu apakah rasa sakitnya telah hilang dan akhirnya saya bisa berjalan seperti orang normal lagi," kata Batigol, julukannya saat masih bermain.
Ia bercerita, begitu berhenti bermain sepak bola, ia menemukan pergelangan kakinya berkeping-keping. Tulang bertemu tulang di kakinya dan harus menopang berat tubuhnya sebesar 86-87 kg membuat gerakan sekecil apa pun menjadi menyiksa.
“Saya memiliki masalah yang sama dengan [Marco] Van Basten, yang mengatakan cukup sudah cukup pada usia 28 tahun," kata Batistuta.
Ia mengaku pernah tidak bisa bangun dari tempat tidur selama beberapa hari. Ini membuatnya sempat menangis dalam kemarahan dan akhirnya berkata pada diri sendiri bahwa penderitaan ini harus dihentikan.
"Saya merasa sakit, sangat sakit sehingga saya pergi ke teman dokter saya dan memintanya untuk mengamputasi kaki saya. Saya memohon padanya, saya bersikeras. Saya mengatakan kepadanya bahwa ini bukan lagi hidup,” ujar Batistuta.
Pria 50 tahun itu sebelumnya tidak memiliki masalah ini saat masih bermain. Ia mencetak 242 gol untuk Fiorentina, Roma dan Inter, serta 54 gol untuk Argentina.
Saat masih bermain, Batistuta terkenal dengan kekuatan tendangannya. Ia kerap mencetak gol dari tendangan keras penuh tenaga yang sulit diantisipasi kiper.**