RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Pembatalan acara Ustaz Abdul Somad atau UAS oleh kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Sabtu, 12 Oktober 2019, menuai perhatian. Salah satunya dari alumninya yang juga Wakil Sekretaris Jenderal DPP Demokrat, Andi Arief.
Andi menyindir larangan ceramah UAS memperlihatkan UGM sudah kehilangan jati dirinya. Ia menekankan UGM sebagai kampus merupakan tempat untuk bertemunya semua gagasan.
"Pelarangan ceramah cermin kehilangan jati diri UGM aslinya. UGM itu pertemuan semua gagasan untuk dipelajari, didebat atau diadili. Takdir jati diri UGM yang buruk sejak dulu sebagian para profesornya gampang digoda kekuasaan. Rektor berharap keberuntungan dua pendahulunya," demikian cuitan Andi Arief dikutip dari Twitternya, @AndiArief_, Kamis, 10 Oktober 2019.
Dia pun membandingkan UGM era dulu saat mahasiswa kritis dengan mengadang menteri yang mau berkunjung ke UGM. Namun, justru kondisi saat ini berbeda.
Dalam cuitan tambahan ini, Andi menyinggung kelakuan anggota DPR dari Fraksi PDIP yang mencecar ekonom senior Emil Salim .
"Dulu, para menteri dihadang mahasiswa kalau berkunjung ke UGM, sekarang rektor melarang ceramah kritis karena mau jadi menteri. Dulu, pak Emil Salim kritis pada Soeharto soal korupsi, sekarang Pak Emil dihajar anggota DPR PDIP yang ngotot melemahkan lembaga anti korupsi," tutur Andi.
Isu komposisi menteri kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin periode 2019-2024 memang sedang disorot. Meski masih teka-teki, namun sejumlah nama terus bermunculan digadang-gadang menjadi jajaran pembantu Jokowi. Adapun Jokowi-Maruf Amin akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Minggu, 20 Oktober 2019.
Sebelumnya, acara ceramah UAS yang rencananya akan digelar di Masjid kampus UGM pada Sabtu, 12 Oktober 2019 batal digelar. Pembatalan penceramah kondang itu sesuai dengan keputusan dari pimpinan UGM.
Kepala Bagian Hukum dan Protokol UGM, Iva Ariani membenarkan jika acara UAS dengan tema Integrasi Islam dengan tema Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK): Pondasi Kemajuan Indonesia dipastikan batal.
Pembatalan ini dilakukan sesuai dengan permintaan dari pihak pimpinan UGM.
“Berkaitan dengan acara yang rencananya akan diselenggarakan tanggal 12 Oktober 2019, maka pimpinan universitas meminta agar acara tersebut dibatalkan,” ujar Iva, Rabu, 9 Oktober 2019.
Iva menerangkan, ada sejumlah alasan terkait pembatalan acara tersebut. Di antaranya adalah pihak UGM ingin menjaga keselarasan kegiatan akademik dengan kegiatan non akademik yang ada di lingkungan kampus.
“Hal tersebut (pembatalan diskusi Ustaz Abdul Somad) dilakukan untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan kegiatan non akademik dengan jati diri UGM. Keterkaitan antara acara dan pembicaranya,” jelas Iva.