RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Ribuan warga di Wamena mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman, seperti rumah ibadah, kantor pemerintahan, hingga markas komando satuan TNI. Sebagian dari mereka berharap dapat bertemu dengan keluarganya.
Merespon kondisi yang ada, Aksi Cepat Tanggap (ACT) memfasilitasi keinginan para perantau dari Sumatera Barat yang ingin mengungsi dengan memberangkatkan mereka, Kamis (3/10/2019), untuk melepas rindu dengan kerabat di kampung halaman.
Ahyudin, selaku Dewan Pembina ACT mengungkapkan rasa syukurnya atas keberangkatan para pengungsi hari pertama ini.
“Alhamdulillah, akhirnya kita menerbangkan pengungsi ke Sumatera Barat dengan pesawat yang kita charter. Hal ini karena kita ingin segera memberikan jalan keluar kepada para pengungsi yang setelah lebih dari 10 hari dalam keadaan yang tidak nyaman dan keadaan tertekan atau takut. Tugas kami adalah mendukung dan membantunya. Penerbangan ini bisa terlaksana, atas dukungan saudara-saudara masyarakat lain kepada saudara-saudara pengungsi. Ini yang kami harapkan, musibah ini bisa meningkatkan kepedulian. Ingat, bangsa Indonesia adalah bangsa yang dermawan, bangsa yang penuh kepedulian,” ungkap Ahyudin.
Direktur Social Network Corporation (SNC)-ACT, Wahyu Novyan menambahkan, ACT berikhtiar mengakomodasi kepulangan sejumlah pengungsi melihat tingginya permintaan pengungsi rantau untuk kembali ke daerah asal. “Di sini kami melihat, kepulangan ke daerah asal menjadi kebutuhan para pengungsi. Hal itulah yang kami fasilitasi,” terang Wahyu.
Wahyu menerangkan, ACT telah memberangkatkan 137 pengungsi Wamena ke Sumatra Barat. Pengungsi diberangkatan menggunakan pesawat komersil dari bandara Sentani di Jayapura, Papua, ke Padang Sumatra Barat. “Kami memprioritaskan pengungsi ibu dan balita, perempuan hamil, juga lansia untuk diberangkatkan terlebih dulu,” jelasnya.
Menurut Wahyu, pemulangan pengungsi juga akan diikhtiarkan ACT ke sejumlah provinsi lainnya. Wahyu mengatakan, ACT tengah berupaya untuk mengakomodasikan pengungsi yang berasal dari provinsi-provinsi lain.
Sementara itu, Aan Saputra dari Tim Program ACT Sumatra Barat melaporkan, kedatangan pengungsi akan disambut oleh sejumlah pejabat Sumatra Barat. “Tim ACT Sumatra Barat akan menunggu kedatangan pengungsi di bandara. Kami juga menggelar konferensi pers,” terang Aan.
Di dalam perjalanan para pengungsi yang didampingi tim ACT, Ahyudin menyampaikan pesan perdamaian.
“Mari kita pulang ke kampung asal dengan semangat persaudaraan, mencintai tanah air. Tidak ada boleh perasaan benci, dendam dan seterusnya. Itu bukan watak bangsa kita. Mari kita berdoa seluruh pengungsi yang ada dalam keadaan sehat dan kembali ceria. Mudah-mudahan dengan pulangnya ke kampung halaman, segala perasaan gundah dapat teratasi. Mari kita cintai Papua, kita cintai Indonesia,” ajaknya.
Hingga kini, program masterpiece ACT tidak hanya memfasilitasi kepulangan para pengungsi, tetapi juga pemenuhan kebutuhan pangan melalui ketersediaan Dapur Umum ACT, pendistribusian logistik, kebutuhan layanan medis hingga media & crisis center di berbagai wilayah. Kepada seluruh elemen bangsa, ACT pun mengajak untuk ambil peran dalam gerakan solidaritas kemanusiaan bagi para korban. Panggilan kemanusiaan ini hadir melalui donasi para dermawan di BNI Syariah 6600003314.
“Untuk segenap warga bangsa Indonesia, mari tunjukkan kepdulian dengan sesama sebagai sebuah bangsa yang besar. Secara simultan, dalam seminggu ini kami juga akan terus berikhtiar memberikan bantuan kepada pengungsi yang ingin pulang ke kampung halaman melalui kordinasi di titik-titik media & crisis center kami yang ada di berbagai wilayah yaitu di Sentani, Padang, Surabaya, Makassar, dan Jakarta,” tutup Ahyudin.