RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wajah anggota DPR dari fraksi Partai Nasional Demokrat, Hillary Brigita Lasut begitu semringah ketika tiba di gedung parlemen pada Selasa (1/10/2019) kemarin. Hal itu tak mengherankan, lantaran Hillary tengah menjadi sorotan sebagai politikus muda yang bisa menembus ketatnya persaingan untuk dapat lolos ke Senayan.
Di usia yang baru 23 tahun, Hillary sudah bisa duduk sebagai anggota DPR.
Selain itu, ia juga dipercaya untuk memimpin sidang DPR RI sementara yang mengawali proses pelantikan. Ia turut didapuk menjadi Wakil Ketua MPR sementara untuk membahas jadwal sidang paripurna MPR pada sore kemarin.
Kendati diwarnai hujan interupsi, namun Hillary bisa mengatasinya dengan cukup baik. Interupsi terjadi karena pimpinan MPR di dalam sidang hanya satu orang yakni ia sendiri. Sementara, Ketua MPR lainnya yakni Sabam Sirait berhalangan hadir karena sedang mengikuti rapat DPD.
"Jadi, memang Pak, saya minta kesepakatan dari kita semua kalau kita sepakat kita lanjutkan (rapat). Kalau tidak ya tidak masalah," tutur Hillary menjawab pertanyaan dari anggota dewan dari fraksi PKS, Abdul Fikri.
Namun, bukan hanya Hillary yang merupakan politikus muda dan berusia di bawah 25 tahun. Ada pula sembilan politikus millenial lainnya yang mewarnai wajah parlemen di Indonesia. Mereka adalah 1) Muhammad Rahul (23 tahun) Partai Gerindra dapil Riau I, 2) Farah Puteri Nahlia (23) PAN dapil Jabar IX, 3) Fachry Pahlevi Konggoasa (24) PAN dapil Sulawesi Tenggara, 4) Arkanata Akram (24) Partai Nasdem dapil Kalimantan Utara, 5) Adrian Jopie Paruntu (25) Golkar dapil Sulawesi Utara, 6) Rizki Aulia Rahman Natakusumah (25) Demokrat dapil Banten I, 7) Puteri Komarudin (26) Golkar dapil Jabar VI, 8) Bramantyo Suwondo (26) Demokrat dapil Jateng VI dan 9) Dyah Roro Esti (26) Golkar dapil Jawa Timur X.
Lalu, apa program yang hendak dibawa oleh Hillary saat bertugas di DPR? Apalagi ia dihantui oleh cap sebagai anak mantan koruptor, lantaran sang ayah Elly Engelbert Lasut pernah dibui tujuh tahun karena kasus penyalahgunaan nota dinas perjalanan yang mengakibatkan negara merugi Rp7,7 miliar.
1. Hillary Lasut berharap bisa bertugas di Komisi III
Ketika ditemui media pada Selasa kemarin, Hillary sudah mengurai harapan agar ditempatkan di komisi III ketika ia masuk di DPR. Menurutnya, hal itu bukan suatu hal yang muluk-muluk, lantaran pendidikan Hillary yang fokus mengambil ilmu hukum.
Ketika menempuh pendidikan sarjana di Universitas Pelita Harapan, Hillary sudah mengambil program hukum internasional. Sedangkan, ketika berkuliah di Washington University, Hillary juga mengambil program yang sama. Ia pun mengaku sudah menyampaikan keinginan agar ditempatkan di komisi III ke fraksi Nasdem.
"Hampir pasti aku di komisi III sih. Soalnya (sesuai dengan) latar belakang keilmuwan," kata Hillary.
Ia menyebut apabila ditempatkan di komisi III, maka ia akan fokus pada pembahasan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan beberapa UU yang ingin dibahas pada periode 2019-2024.
"Prioritasnya sekarang (yang dibahas) RUU KUHP kan dan mungkin akan dibahas juga beberapa hal kemarin mengenai pengajuan Perppu KPK. Kalau aku sendiri secara pribadi belum lihat ada UU yang spesifik mengatur cyber crime, ilegal fintech, identity test seperti yang ada di Amerika. Aku ingin ngajuin juga di komisi III," tutur dia lagi.
2. Sudah berprestasi sejak kecil
Hillary lahir pada 22 Mei 1996 di Manado, Sulawesi Utara dari pasangan Elly Engelbert Lasut dan Telly Tjanggulung. Sejak masih kecil, Hillary yang anak tunggal itu, sudah aktif mengikuti berbagai kegiatan. Ia pernah mengikuti Bunaken Teen Idol, Leadership Booth Camp Excellent Leader, dan Miss Manado International School. Itu semua terjadi pada tahun 2009 lalu.
Hillary juga terpilih menjadi Ketua OSIS saat masih duduk di bangku SMA dan menjadi pembawa bendera merah putih alias paskibraka. Saat menjadi anggota paskibraka, Hillary ditunjuk menjadi pembawa bakinya.
Prestasi terus ditorehkan ketika ia memasuki jenjang universitas. Lulus dengan nilai tertinggi, Hillary kemudian mendapatkan program beasiswa 100 persen dari Universitas Pelita Harapan (UPH). Saat menempuh program studi hukum, ia sempat ikut debat internal FH UPH dan meraih juara ke-II. Program studi S1 diselesaikan tepat waktu dan nilai yang memuaskan.
3. Orangtuanya Pernah Menjadi Kepala Daerah
Bukan sesuatu yang tiba-tiba apabila Hillary kemudian memutuskan terjun ke dunia politik. Hal itu lantaran ia dilahirkan dari kedua orang tua yang juga hidup di dunia yang sama.
Ayah Hillary, Elly Engelbert Lasut merupakan Bupati Kepulauan Talaud terpilih periode 2019-2024. Padahal, ia sudah menduduki posisi tersebut selama dua periode sebelumnya yakni 2004-2009 dan 2009-2012.
Sedangkan ibu Hillary, Telly Tjanggulung pernah duduk jadi Bupati Minahasa Tenggara periode 2008-2013 lalu. Dalam sebuah wawancara, Hillary mengaku sejak kecil sudah terbiasa diajak oleh kedua orang tuanya ke gedung parlemen.
Kini ia mengikuti jejak kedua orang tuanya berada di dunia politik. Untuk bisa menembus Senayan, Hillary berhasil meraih 70.345 suara. Hillary berharap ia bisa membawa perubahan sama seperti tokoh yang ia kagumi yakni Alexandria Ocazio Cortez, seorang politisi wanita muda Latin yang mengalahkan petahana yang telah menjabat selama 14 tahun dalam pemilu primer New York.
4. Ayah Brigita pernah dipenjara karena kasus korupsi
Salah satu alasan mengapa Hillary semangat mempelajari ilmu hukum yakni agar ia tidak mudah terjerat kasus hukum sama seperti yang pernah membelit sang ayah, Elly Engelbert Lasut. Dalam persidangan yang digelar pada tahun 2010 lalu, Elly dinyatakan terbukti melakukan korupsi oleh majelis hakim PN Manado. Ia terbukti korupsi anggaran perjalanan dinas pada periode 2006-2008 ketika masih menjabat sebagai Bupati Kepulauan Talaud. Akibat perbuatan itu negara dirugikan sebesar Rp7,7 miliar.
Ia juga menjadi terdakwa untuk kasus Gerakan Daerah Orang Tua Asuh (GDOTA). Alhasil, ia diperintahkan oleh pengadilan untuk membayar uang pengganti kerugian negara senilai Rp5,5 miliar.
Uniknya, ketika ia bebas dari Lapas Sukamiskin pada 2014 lalu, kepulangannya ke Manado justru disambut meriah oleh publik.
Walau masih dalam bui, namun Elly rupanya tetap berambisi untuk mengikuti pilkada sebagai calon gubernur provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2015 lalu. Rencananya ia akan berpasangan dengan David Bobihoe. Keduanya akan diusung oleh Partai Golkar, Hanura dan PKS. Elly mendaftar sebagai cagub ke Partai Golkar yang dipimpin oleh Agung Laksono ketika itu.
Namun, KPUD Sulawesi Utara tak meloloskan Elly dan David. Alasannya Elly masih harus mendekam di Lapas Sukamiskin hingga 24 Agustus 2016. Namun, pada kenyataannya ia bisa bebas lebih cepat dari tanggal itu.
Kendati pernah dibui karena kasus korupsi, Elly tetap percaya diri maju kembali sebagai calon Bupati Talaud dan dinyatakan sebagai pemenang pada Agustus 2018 lalu. Namun, hingga Agustus 2019 lalu, ia belum juga dilantik oleh Gubernur Sulawesi Utara. Alasannya, Pemprov Sulut menemukan fakta Elly sudah pernah menjabat dua peridoe secara berturut-turut Bupati Kepulauan Talaud.
5. Hillary Brigita punya harta Rp9,1 miliar
Kendati masih muda, namun ia sudah mempunyai harta yang banyak. Dalam data harta kekayaan yang ada di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Hillary diketahui memiliki total harta Rp9,1 miliar.
Harta paling tinggi berupa tanah dan bangunan. Nilainya mencapai Rp19,5 miliar. Tanah itu berada di Minahasa dan Jakarta. Ia diketahui memiliki tanah dan bangunan dari hasil sendiri di daerah Jakarta Barat senilai Rp12,5 miliar. Lalu, nilai tanah dan bangunan di Minahasa mencapai Rp7 miliar.
Sedangkan, untuk mobil, ia tercatat hanya memiliki satu kendaraan yakni Datsun GO senilai Rp80 juta. Ada pula harta lainnya yang tidak dirinci dan nilainya mencapai Rp20,3 miliar.
Namun, Hillary diketahui juga memiliki utang yang besar yakni mencapai Rp11,1 miliar. Sehingga, total harta yang dimiliki mencapai Rp9,1 miliar.**