TELUK KUANTAN (HR)-Harga karet yang berada di posisi rendah, membuat ekonomi petani kian terjepit.
Karena hasil penjualan tidak sebanding dengan harga bahan pokok. Ditambah munculnya wacana kenaikan BBM 1 April mendatang sangat berpengaruh pada kesejahteraan petani.
Seperti yang diutarakan Anto B (30), petani karet di Kuantan Singingi. Saat ini ia tak bisa berbuat apa-apa selain menunggu naiknya harga karet.
Ia mengaku pemerintahan Jokowi-JK, tak mampu memecahkan persoalan harga karet.
"Rasanya sangat tidak adil, dalam beberapa bulan terakhir pemerintah berkali-kali menaikkan harga BBM. Namun, harga karet tak pernah naik," sesalnya, Senin (23/3) di Teluk Kuantan.
Bagi masyarakat menengah ke atas kenaikan BBM Rp200 tidak menjadi masalah. Namun, bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah, kenaikan sangat berdampak buruk.
"Bagi kami, ini sulit diterima. Karena, dampak kenaikan berimbas pada seluruh harga Sembako.
"Biasanya, hasil penjualan karet mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Kini, satu minggu bekerja, hanya mampu mencukupi kebutuhan satu hari," tambahnya.
"Salah satu pekerjaan yang bisa memenuhi kebutuhan keluarga dengan mendompeng," katanya. Ia mengetahui kegiatan tersebut bertentangan dengan hukum.
Tak jarang, ia kucing-kucingan dengan aparat penegak hukum.
Sebaiknya, pemerintah mencari jalan keluar untuk menjawab persoalan ini. Jika tidak, legalkan saja dompeng, biar tidak ada lagi yang susah. (mg2)