RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar akhirnya menemui massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang melakukan aksi damai terkait kebakaran hutan dan lahan di depan gerbang Gubernuran, Jumat (27/9/2019).
Syamsuar menemui massa sekitar pukul 15.30 WIB didampingi sejumlah pejabat Pemprov. Saat Gubri dialog dengan mahasiswa, tiba-tiba hujan turun dan massa terpaksa membentang spanduk di atas kepala untuk memayungi diri.
Pada kesempatan itu Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, saat ini Satgas Karhutla masih bekerja agar tak ada lagi titik api, terutama melakukan hujan buatan di sejumlah daerah yang wilayahnya terbakar.
"Kita tetap membuat hujan buatan, ada tiga pesawat Hercules yang sudah kita kerahkan. Selain itu kita juga membantu hujan buatan di Provinsi Jambi, karena ada asap kiriman dari Jambi. Kami juga pada Senin lalu sudah menetapkan Riau darurat pencemaran udara. Mohon dukungan mahaisiswa supaya kita bisa mengatasi karhutla ini," kata Syamsuar di hadapan massa.
Sementara itu, massa HMI menyampaikan sejumlah tuntutan terkait karhutla. Di antaranya meminta Gubri untuk berkomitmen serta memberi jaminan agar tidak lagi terjadi karhutla.
"Apabila karhutla masih terjadi ke depannya maka kami menuntut Gubernur Riau mengundurkan diri karena tidak mampu mengatasi karhutla," kata Koordinator Lapangan Heri Kurnia.
Selanjutnya, HMI meminta Gubernur melakukan peninjauan dan membekukan izin perusahaan yang terbukti lahannya terbakar. Massa kemudian meminta gubri menandatangani surat tuntutan yang disodorkan.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Syamsuar mengatakan, tidak semua tuntutan HMI dapat ia penuhi, terutama terkait pencabutan izin lingkungan karena ini berkaitan kewenangan bupati/wali kota serta kementerian terkait.
Massa dan Gubri kemudian sepakat menghapus sejumlah poin tuntutan sebelum ditandatangani Gubri.
Tak lama setelah itu, hujan turun dengan lebat dan massa pun membubarkan diri.
Reporter: Rico Mardianto