RIAUMANDIRI.CO - Nama Aneurisma mungkin belum banyak dikenal masyarakat. Padahal, penyakit ini kerap dikategorikan sebagai silent killer, dan sampai saat ini faktor penyebabnya belum diketahui secara pasti.
Aneurisma sendiri merupakan pelebaran dinding pembuluh darah akibat lemahnya struktur dinding pembuluh darah. Umumnya terjadi pada pembuluh arteri, salah satunya adalah arteri otak.
Dulu, dinding pembuluh darah akibat bawaan lahir atau faktor keturunan, diyakini sebagai satu-satunya penyebab Aneurisma otak. Namun, penelitian di tahun 2013 menunjukkan bahwa risiko yang timbul akibat gaya hidup yang buruk, penyakit perlemakan dinding pembuluh darah dan cedera pembuluh darah.
Dokter spesialis bedah syaraf dari Rumah Sakit Pondok Indah, Dr.dr. Mardjono Tjahjadi, Sp.BS, Ph.D mengatakan, salah satu penyebab Aneurisma adalah merokok. Sebab, merokok akan merusak lapisan dalam pembuluh darah.
“Merokok itu signifikan. Karena merokok akan merusak lapisan dalam pembuluh darah, dan Aneurisma bisa terjadi karena adanya gangguan di lapisan dalam dinding pembuluh darah,” ujarnya di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Tak hanya itu, kerusakan dinding pembuluh darah juga dapat terjadi karena tekanan darah tinggi. Bagi yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi menahun, yang tidak terkontrol di dalam pembuluh darahnya, terdapat suatu area yang mendapatkan tabrakan aliran darah ke dinding secara terus menerus yang akhirnya akan melemahkan dinding pada area itu.
Dr. Joy, sapaannya, menyebut bahwa Aneurisma sendiri tidak bergejala. Hanya sekitar 7 persen yang memberikan gejala seperti nyeri kepala, gangguan pada gerak bola mata, gangguan kelopak mata hingga gangguan saraf otak lainnya.
“Kalau sakit kepala itu biasanya gejala Aneurisma otak yang sudah pecah, selain itu disertai leher terasa kaku dan rasa silau yang berlebihan terhadap cahaya,” ucapnya.
Maka dari itu, kata dia penting untuk mencegah jangan sampai Aneurisma terlambat ditangani. Sebab, ini bisa menyebabkan seseorang mengalami stroke perdarahan. Penting untuk menangani Aneurisma otak sebelum pecah, guna menurunkan angka kematian dan kecacatan.