SELATPANJANG (HR)-Total luas kebun sagu yang ada di seluruh wilayah Kepulauan Meranti saat ini sebanyak 51 ribu hektare. Jumlah itu gabungan dari kebun sagu dikelola perusahaan PT Sampurna Agro dan kebun sagu milik masyarakat.Dalam upaya meningkatkan hasil sagu dan menjadikan potensi sagu ini menjadi produk unggulan, serta sebagai bahan pangan nasional, produk tersebut harus dengan kualitas terbaik. Kualitas terbaik serta luasan yang juga harus terus dikembangkan.
Sebagai penyandang daerah kluster sagu nasional nantinya, Meranti akan mengembangkan bibit unggul. Pembibitan unggul sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil terbaik dan kualitas tinggi. Dan bibit unggul tersebut nantinya juga akan ditanam di seluruh kebun yang ada di Meranti.
"Dengan begitu, produksi sagu Meranti nantinya akan lebih baik dan terus meningkat," ungkap Irwan sesaat melakukan penandatanganan nota Memorandum of Understanding (MoU), antara Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dengan Bank Indonesia Perwakilan Riau untuk kluster tanaman sagu Meranti di Pekanbaru, akhir pekan lalu.
Menurut Irwan, untuk pengembangan pembangunan perkebunan sagu tersebut, ke depan seluruh kebun sagu unggul di Meranti harus diseragamkan. Diawali dengan pembangunan kebun induk pengembangan pembibitan bibit unggul seluas 10 hektare.
"Kita akan lakukan budidaya bibit unggul sagu ini seluas 10 hektare. Setelah itu baru kita kembangkan ke seluruh kebun sagu yang ada di Kepulauan Meranti. Dan kita targetkan nantinya kebun dari hasil bibit unggul tersebut bisa mencapai 100 ribu hektare," kata Irwan optimis.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Riau Mahdi Muhammad dalam kesempatan sebelumnya mengatakan, pihaknya sengaja menggandeng pemerintah daerah untuk upaya mengembangkan kluster sagu sebagai komoditas pangan nasional itu.
"Pengembangan komoditas pangan mulai dari produksi distribusi hingga konsumsi kerap menjadi masalah. Dan bank sentral ingin mengambil peran untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut," ujar Mahdi.
Menurut Mahdi, Indonesia saat ini masih bergantung pada komoditas pangan padi atau beras. Pada hal produksi padi atau beras itu bergantung pada musim.
Sementara di Riau terdapat potensi komoditas pangan pengganti beras itu. Yakni sagu yang telah lama dikelola di Kepulauan Meranti, dan tumbuh serta berkembang biak sepanjang masa.
Bank Indonesia kata Mahdi, siap membantu Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dalam soal pendanaan untuk pengembangan perkebunan tersebut. Mulai dari pembangunan kebun induk budidaya pembibitan unggul, hingga perluasan pembangunan perkebunan itu dan juga distribusinya.
Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau tutur mendukung program pembangunan kebun sagu di Meranti. Sehingga para pekebun sagu maupun pengusaha sagu di sana nantinya bisa berkembang lebih cepat, dan produk sagu yang dihasilkan juga akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (adv/hms)