Sadis! Anak Penggal Kepala Ayahnya Gara-gara Tak Diberi Kuota Main PUBG

Rabu, 11 September 2019 - 15:02 WIB

RIAUMANDIRI.CO – Ini peringatan buat kamu yang pecandu game PlayerUnknown’s Battlegrounds atau PUBG. Ada kasus sadis banget di India, pemain game PUBG tega membunuh ayahnya gara-gara diomeli untuk berhenti main game battle royale populer tersebut. Ngeri banget ya. 

Dikutip dari situs The News Minute, Rabu 11 September 2019, anak durhaka nan kejam tersebut yaitu Raghuveer Kammaar tega menggorok, memenggal kepala ayahnya. Tak cuma itu saja, dia juga memotong kaki salah satu ayahnya. Sadiss!

Awalnya kejadiannya pada Minggu malam. Pria berumur 21 tahun itu minta uang pada ayahnya, Shankrappa Kammaar untuk membeli kuota data supaya bisa terus bermain PUBG. Raghuveer kan kecanduan banget dengan PUBG nih, jadi tak main game tersebut dia galau banget.

Tapi ayahnya menolak permintaan anaknya tersebut. Lantaran tak dikabulkan, tahu enggak Raghuveer akhirnya sadis memenggal kepala ayahnya pada Senin dini hari.

Kepolisian setempat melaporkan mereka menerima laporan dari keluarga, korban dipenggal kepalanya dan salah satu kakinya ditebas. Keluarga korban menduga, Shankrappa yang bekerja di departemen kepolisian itu dihabisi anaknya lantaran tak memberi uang untuk beli kuota. 

"Shankrappa curhat kepada kawannya, anaknya maniak banget main PUBG. Selama sebulan terakhir, dia menasehati anaknya untuk menghenti bermain PUBG, tapi Raghuveer tak mendengarkannya. Dia pengangguran dan tak mau kuliah," ujar Inspektur Polisi Katki, Shibanand Koujalgi. 

Diduga pada Minggu malam, Shankrappa menyita ponsel anaknya dan menolak memberikan uang untuk beli kuota. 

"Nah saat semua orang di rumah tidur, Raghuveer menggorok leher ayahnya, memenggalnya dan juga memotong kakinya. Dia kemudian mengambil ponselnya dan melarikan diri dari rumah," ujar Inspektur Shivanand. 

Tak butuh waktu lama polisi membekuk anak sadis tersebut. Senin sore polisi membekuk pemuda tersebut dan dia mengakuinya. Awas ya ini pelajaran penting guys, jangan sampai kejadian ini terulang.

Editor: Rico Mardianto

Terkini

Terpopuler