RIAUMANDIRI.CO -- Puskesmas Pattoppakkang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan tidak mengizinkan keluarga dari jenazah nenek Daeng Kanang berusia 58 tahun untuk membawa ke rumah menggunakan ambulans.
Keluarga pun terpaksa menandu jenazah sejauh 5 kilometer (km) menuju rumah duka.
Video keluarga menandu jenazah yang diiringi suara tangisan itu pun menjadi viral di media sosial.
Dari penelusuran, video itu diunggah ke media sosial pada Ahad siang kemarin (1/9/2019). Video langsung viral hingga Senin (2/9/2019). Warga sangat menyayangkan tindakan petugas puskesmas yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat kecil.
Dalam video amatir tersebut, terlihat jenazah nenek Daeng Kanang berusia 58 tahun, ditandu keluarga menuju rumah duka di Desa Pattoppakkang, Kecamatan Mangngara Bombang, Kabupaten Takalar, Ahad pagi. Sambil menandu jenazah dengan berjalan kaki, keluarga nenek ini terus histeris menyuarakan kekecewaannya kepada petugas Puskesmas Pattoppakkang Kabupaten Takalar.
Nenek Kanang sempat dirawat di Puskesmas itu dan akhirnya meninggal dunia di sana. Namun, puskesmas tidak memberikan ambulans untuk digunakan keluarga membawa jenazah ke rumah duka. Padahal menurut keluarga, ambulans saat itu tidak terpakai dan tengah terparkir di halaman puskesmas.
Netizen, terutama warga Kabupaten Takalar yang menonton video itu pun mengungkapkan keprihatinan kepada keluarga Daeng Kanang. Warga sangat menyayangkan sikap petugas puskesmas yang enggan memberikan pelayanan mobil ambulans kepada keluarga sang nenek yang meninggal.
“Ini menurut saya sangat tidak wajar. Kalau memang ada ambulans puskesmas yang tersedia, kenapa itu tidak dimanfaatkan? Seharusnya itu digunakan karena memang itu fungsinya. Kasihan masyarakat yang harus menandu keluarganya yang meninggal hingga 5 km ke rumah duka,” kata warga Takalar, Muhammad Nurdin Ocang, Senin (2/9/2019).
Warga menilai, aksi menandu jenazah seperti ini tak semestinya lagi terjadi. Apalagi di seluruh puskesmas kini telah tersedia layanan mobil ambulans secara gratis yang seharusnya dapat digunakan oleh masyarakat.
“Seperti harapan keluarga sang nenek, kita juga berharap agar pemerintah turun tangan dan melayani masyarakat kecil, terlebih dalam layanan penggunaan mobil ambulans,” kata Nurdin.**