Oleh: DR Irvandi Gustari, MBA
(Akademisi dan Praktisi Perbankan)
RIAUMANDIRI.CO - Tagline pada perayaan HUT RI ke-74 SDM Unggul Indonesia Maju, sebenarnya sudah sejak dulu harus kita wujudkan sebagai anak bangsa. Namun kita perlu sedikit melirik ke belakang, kira-kira 5 tahun yang lalu, pihak pemerintah secara gencar mensosialisasikan program “Revolusi Mental”, dan setelah 5 tahun berlalu, belum bisa terukur tingkat keberhasilannya. Apakah harus terulang lagikah kisah itu, untuk wujudkan program SDM Unggul Indonesia Maju, secara konkret?
Harus optimis memang, sebab tingkat kompetensi para rakyat Indonesia, sudah menyamai tingkat kecerdasan para warga dari negara-negara maju. Lalu dimana letak salahnya kalau gitu?
Kita boleh ya melirik dua negara yang minim sumber daya alam namun selalu masuk 10 besar dalam rangking World Global Competitiveness yang dikeluarkan oleh World Economic Forum setiap tahunnya. Dua negara itu adalah Belanda dan Swiss.
Yang pertama yang perlu kita lirik adalah Swiss. Negara Swiss, selama 8 tahun berturut-turut berada pada ranking 1 sampai tahun 2017 sebagai negara yang memilik daya saing global terbaik di dunia, hanya pada tahun 2018 menempati ranking 5. Apa rahasianya negara Swiss bisa bertahan selama 8 tahun menjadi terbaik didunia?
Salah satu indikator keberhasilan dari segi inovasi dari Swiss , dari hasil penilaian WEF bahwa hak paten yang diterbitkan Swiss pada periode 1985 sampai dengan 2018 ada sebanyak 52.000 aplikasi paten diajukan oleh Swiss dan ini menempati urutan teratas di dunia.
Kurangnya sumber daya alam, menjadikan Swiss selalu dipaksa untuk berinovasi. Mengingat pasar dalam negeri apalagi sebagai negara kecil tambah menjadi sangat terfragmentasi, maka mendorong perusahaan- perusahaan Swiss juga harus mencari pasar luar negeri untuk barang-barang produksi mereka, dan tentunya mereka harus cukup produktif untuk bersaing secara internasional.
Singkat kata, kata kunci dari keberhasil Swiss adalah: 1) Sikap inovasi dari warganya karena tidak ada pilihan lain untuk bertahan hidup, karena sumber daya alam tidak memadai, 2) kemudahan yang diberikan oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan yang selalu di sempurnakan terkait inovasi, 3) Program pendidikan yang sengaja dirancang untuk kegiatan yang terkait inovasi. Jadi? Tidaklah sulit sebenarnya Indonesia untuk mencontoh Swiss.
Pemberian ruang kesempatan yang besar terhadap paten ini menarik dicermati mengingat Swiss sebenarnya tergolong Negara yang memiliki pasar internal yang relatif kecil dengan fragmentasi pasar yang tinggi.
Di sisi lain, Swiss tidak terjebak dalam skema kognisi yang pesimistis dalam memandang prospek inovasi di Negaranya. Sebaliknya, oleh para pelaku industri justru melihat ada peluang besar dengan menunjukkan optimisme dan keberanian bermanuver pada pasar mancanegara dan bahkan terdorong menghasilkan produktivitas tinggi sehingga dapat bersaing secara internasional.
Lalu bagaimana dengan Belanda. Wageningen University, merupakan universitas terbaik di dunia dalam bidang pertanian dan hal tersebut tercermin bahwa Belanda tidak ada pilihan dan wajib mengandalkan human capital sebagai modal utamanya.
"Kurang beruntungnya" dari sisi geografis juga memaksa Belanda untuk menemukan cara menguasai kekuatan air laut yang setiap saat dapat menenggelamkan negeri Belanda. Karena kondisi keterpaksaan itulah akhirnya Technische Universiteit Delft menjadi kebanggaan dalam keberhasilan Belanda dalam penguasaan teknologi pengelolaan air dan teknik sipil. Universitas teknik tersebut masuk dalam urutan 20 besar perguruan tinggi terbaik dunia di bidang engineering, dan ini membuktikan bahwa kedigdayaan alam dapat ditaklukan oleh kedigdayaan inovasi dan kompetensi.
Memang sangat sempit ruang dalam artikel ini untuk membahas panjang lebar tentang yang perlu kita contoh dari Swiss dan Belanda ini, namun apa pesan moral yang bisa kita petik. Kedua negara ini, untuk ungggul di dunia, memang berjibaku untuk muncul serta eksis dengan menonjolkan inovasi. Pertanyaanya apakah Indonesia kurang inovasi? Nah ini menarik.
Sebenarnya Indonesia punya segalanya, namun ada 3 hal yang sebaiknya menjadi catatan dalam menghasilkan setiap inovasi itu, yaitu ada 3 hal penting yang patut ditiru setiap inovasi yang dilakukan pada negara Swiss dan Belanda selalu dilengkapi dengan 3 hal yaitu 1) Positioning, 2) Diferentiation, 3) Brand.
Ya harus kita akui, bahwa Inovasi memang tidak sebatas harus punya kreatifitas dan kecerdasan saja, namun harus punya strategi jitu, yaitu 3 hal tersebut. ***