Pertama di Riau, Dedi Afandi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Forensik

Sabtu, 31 Agustus 2019 - 09:26 WIB
Prof Dr Dedi Afandi DFM SPFM (K) di kukuhkan oleh Ketua Senat Unri Dr Adel Zamri sebagai Guru Besar Unri, bidang Forensik, Jumat 30 Agustus 2019. (Foto: humas Unri)

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Jumlah Guru Besar di Universitas Riau (Unri) kembali bertambah. Adalah Prof Dr Dedi Afandi DFM SPFM (K) yang pada Jumat (30/8/2019) dikukuhkan oleh Ketua Senat Unri Dr Adel Zamri. Hebatnya, Dedi Afandi merupakan guru besar pertama bidang forensik di Provinsi Riau.

Rektor Unri Prof Dr Aras Mulyadi DEA dalam sambutannya pada kegiatan sidang Terbuka Senat Unri di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unri Jalan Pattimura, Gobah, Pekanbaru tersebut mengatakan, dengan dikukuhkan Dedi Afandi sebagai guru besar, maka saat ini Unri telah memiliki 62 Guru Besar.

“Ada beberapa catatan yang bisa menjadi renungan bagi kita semua selaku civitas akademika Universitas saat ini, yaitu tentang kemajuan. Semua kemajuan harus mempunyai dasar yang baik dan nilai tambah. Sementara nilai tambah, dasarnya adalah teknologi dan semua teknologi berasal dari pendidikan. Unri, memiliki komitmen dalam berkontribusi untuk mencapai kemajuan,” tegas Aras.

Aras menyebut, dari pandangan dan gagasan yang diungkap di dalam pidato Guru Besar Prof Dr dr Dedi Afandi DFM SPFM (K) dengan judul Peran Etik Medikolegal dalam Mewujudkan Dokter Paripurna, menjadi ruang potensi untuk kemajuan pada bidang keilmuan melalui pengembangan inovasi.

Inovasi itu, lanjut Rektor, adalah setiap usaha dan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan nilai, efisiensi, biaya dan  waktu, serta yang lebih besar produktivitasnya. Memang tidak ada negara di dunia ini yang langsung maju karena teknologinya sendiri," karena teknologi merupakan sesuatu yang berkembang tidak bisa berangkat dari nol,” ujar Guru Besar Bidang Perikanan dan Kelautan ini.

Rektor menambahkan, Perguruan Tinggi sudah musti memiliki mindset dalam berlomba-lomba untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru. Melihat jumlah universitas dan perguruan tinggi di Indonesia masih dirasakan belum optimal dalam melakukan produktivitas dalam riset teknologi dibandingkan negara lainnya.

“Banyak tugas yang merupakan amanat yang melekat dari Perguruan Tinggi yang harus menjadi perhatian penuh bagi kita bersama. Melalui pengukuhan Guru Besar ini, saya kembali mengajak para peneliti, pendidik yang ada untuk bisa menyemarakkan “menghidupkan” kembali laboratorium-laboratorium penelitian untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru untuk kemajuan pendidikan,”pungkasnya.

Editor: AA Rahman

Terkini

Terpopuler