RIAUMANDIRI.CO, SIAK - Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Kesultanan Siak mengukuhkan Lembaga Kesultanan Siak melalui prosesi adat di Balai Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Siak, Sabtu (24/8/2019).
Pengukuhan ini dilaksanakan berdasarkan adat Kesultanan Siak dengan mengacu pada dasar atur dan patutnya pengukuhan Lembaga Kesultanan Siak. Di mana terlebih dahulu dimusyawarahkan di lingkungan Majelis Pemufakatan Keluarga kaum kerabat serta keturunan-keturunan yang patut untuk melakukan pengukuhan ini.
Sejak Lembaga Kesultanan Siak ini dikukuhkan, maka akan disematkan pula gelar kepada yang memimpin Lembaga Kesultanan Siak tersebut, yaitu Tengku Muchtar bin Tengku Anum, bin Tengku Sukma Dewa Sultan Syarif Ismail Abdul Jalil Syaifuddin dengan sebutan gelar Mangkubumi Mangku Diraja.
Kemudian, Tan Sri Tengku Syed Muhammad Yusuf bin Tengku Tun Syed Nasir bin Tengku Busu bin Mangkubumi Ahmad dengan sebutan gelar Timbalan Mangkubumi Mangku Diraja.
Selanjutnya, Tengku Muhammad Toha bin Tengku Ahmad Dahlan bin Tengku Daud bin Tengku Bagus Syed Thoha bin Sultan Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin atau Sultan Syarif Kasim I dengan sebutan gelar Timbalan Mangkubumi Mangku Diraja.
Bersamaan dengan pengukuhan ini, Lembaga Kesultanan Siak turut memberikan anugerah kerhomatan gelar Kesultanan Siak kepada Gubernur Negeri Malaka, Tun Datuk Seri Utama DR Mohd Khalil Bin Yaakob dengan sebutan Orang Kaya Maharaja Siak.
Sedangkan, Dato Tengku Syed Alwi Bin Tun Tengku Syed Nasir yang merupakan pengacara antar bangsa di Malaysia mendapat sebutan Pangeran Seri Kencana Wangsa.
Di samping itu, Lembaga Kesultanan Siak juga memberikan anugerah kehormatan gelar bagi tiga tokoh masyarakat yang dinilai membantu mengembangkan kebudayaan Melayu, yakni Wan Abubakar mendapatkan gelar Datuk Seri Wira Kesuma, OK Nizamil Jamil mendapat gelar Orang Kaya Setia Diraja, dan Fadlah Sulaiman diberi gelar Datuk Seri Wira Kesuma.
Pada kesempatan itu, Mangkubumi Mangku Diraja, Tengku Muchtar bin Tengku Anum yang membacakan warkah pemberian gelar adat ini pun mengatakan, bahwa penganugerahan gelar adat kehirmatan Kesultanan Siak ini diberikan dengan penuh ta'zim dan ikhlas sesuai hasil musyawarah di lingkungan MKA Resam Kesultanan Siak.
"Yang menerima gelar dipandang layak untuk disematkan anugerah gelar adat tersebut," ungkapnya.
Lalu, selepas acara prosesi adat tersebut, Datuk Seri Wira Kesuma, Wan Abubakar diberikan kesempatan untuk memberikan kata sambutan. Yang pada kesempatan itu, Wan Abubakar menceritakan kembali sejarah Kerajaan Siak, merupakan satu-satunya yang menyerahkan tahtanya kepada negara kesatuan NKRI. Di ikuti dengan Sultan menyerahkan uang dan harta, jika di hitung keseluruhnya berjumlah 13 Juta Gulden untuk perjuangan memardekakan Republik Indonesia ini.
"Ini momen yang tepat untuk mengingat kembali sejarah Kerajaan Sik yang dulunya merupakan Kerajaan Melayu Islam terbesar. Latar belakang berdirinya kerajaan ini karena adanya perselihan dua keluarga yang mengakibatkan terjadinya dua wilayah, yaitu antara wilayah Kerajaan Siak yang dipimpin Raja Kecik dan Kerajaan Johor Riau oleh Raja Sulaiman," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Bupati Siak, Alfredi selaku pimpinan daerah menyampaikan ucapan selamat atas dikukuhkannya Lembaga Kesultanan Siak tersebut.
"Dikukuhkannya orang tua kami sebagai pengurus besar Kesultanan Siak, serta telah disematkan gelar, hal itu menjadi perlambang doa dan harapan bagi kami seluruh masyarakat," kata Alfedri.
Lembaga Kesultanan Siak secara khusus menyematkan anugerah gelar kehormatan adat Kesultanan Siak kepada Tuan Gubernur Negeri Malaka, Tun Datuk Seri Utama DR. Mohd Khalil.
"Kita berharap tentunya selepas momentum ini, hubungan kekerabatan dan silahturahmi serta kerjasama antara Negeri Istana Kabupaten Siak dan Negeri Jiran Melaka semakin erat. Baik dalam hal pembangunan kedua negeri, maupun dalam hal pertukaran dan pengembangan budaya melayu antara kedua daerah,"ungkapnya.
Lanjutnya, Penyematan Gelar adat Kesultanan Siak ini sudah sepantas dan sewajarnya diberikan kepada para tokoh di atas, berdasarkan adat resam melayu yang telah tumbuh berakar di Negeri Istana, dalam budaya menghormati seseorang tokoh yang telah berjasa bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
"Harapan dan doa kita semua, kepada para orang tua dan datuk-datuk sekalian tetap berkenan menjadi suluh penerang di tengah-tengah masyarakat, memberikan tunjuk ajar bagi generasi muda-mudi, serta yang tak kalah pentingnya, menjadi benteng dan pelindung martabat dan marwah segenap masyarakat melayu," tutupnya.
Reporter: Darlis Sinatra