RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) ditetapkan setiap tanggal 10 Agustus. Ini merupakan upaya untuk menjaga kesinambungan kegiatan konservasi alam, memasyarakatkannya, dan menjadikan konservasi alam sebagai bagian dari sikap hidup dan budaya bangsa.
Menilik dari sini kita wajib memanfaatkan momen ini untuk menumbuhkembangkan jiwa konservasi sosial dan menyebarluaskan semngat agar bisa menjaga dan melindungi alam.
Selanjutnya gajah merupakan mamalia darat terbesar yang ada di dunia. Sayangnya, dewasa ini populasi gajah semakin menurun tiap tahunnya. Padahal, gajah merupakan mamalia yang cerdas dan cinta damai.
Hari Gajah Sedunia (World Elephant Day) ditetapkan oleh PBB sejak tanggal 12 Agustus 2012 untuk dirayakan setiap tahunnya.
Tujuan ditetapkannya Hari Gajah Sedunia adalah untuk memberi tahu dunia bahwa kelangsungan hidup gajah, terutama di daerah Asia dan Afrika, sudah terancam punah.
Dengan adanya Hari Gajah Sedunia, diharapkan kepedulian masyarakat terhadap hidup gajah semakin meningkat dan masyarakat memiliki andil akan jumlahnya.
Berkaitan dengan HKAN dan Hari Gajah Sedunia, Wild life Conservation Indonesia (WCI) dan beberapa Komunitas Pecinta Alam seperti KPA Pareman Hutan dan KPA Lalang Family Adventure serta di bantu pihak-pihak terkait seperti Grand Zuri Hotel, Anak Rantau Duri dan lain-lain yang didampingi langsung oleh Koordinator Pusat Pelatihan Satwa Sebanga mengadakan acara Menyambut HKAN dan Hari Gajah Sedunia di Pusat Pelatihan Gajah Sebanga (Sialang Rimbun) pada 6 - 7 Agustus.
Ketua Pelaksana Acara Novrio Zulvi mengatakan tujuan dari acara ini adalah membantu upaya pelestarian lingkungan dan perlindungan kawasan konservasi serta menarik perhatian media dan masyarakat lokal dalam rangka untuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional dan Hari Gajah Sedunia.
"Juga meningkatkan kepekaan masyarakat akan pentingnya berpartisipasi dalam pelestarian alam dan mengembangkan semangat kerelawanan di kalangan muda dan terlibat langsung dalam pelestarian alam dan satwa," katanya dalam rilis yang diterima Riaumandiri.co, Kamis (8/8/2019).
Menurutnya dengan adanya acara ini terciptanya suatu kegiatan yang bisa mendukung upaya pelestarian lingkungan dan perlindungan satwa. Masyarakat sadar dan partisipasi secara aktif dalam mendukung program pemerintah yang berhubungan dengan perlindungan dan pelestarian satwa.
Tumbuhnya semengat kerelawanan di kalangan muda yang nantinya akan berdampak positif pada perlindungan dan pelestarian warisan budaya dunia.
Selanjutnya Novrio Zulvi menyampaikan acara seperti ini harus ada, diperhatikan serta dibantu oleh pihak-pihak terkait agar hal-hal kecil ini bisa menjadi sangat berguna. Dia mengucapkan terima kasih atas dukungan moril dan materil sehingga acara ini berjalan dengan lancar.
Selanjutnya dalam acara ini juga dilaksanakan pemberian suplemen untuk gajah. Ada pula pemberian materi konservasi dan satwa dilindungi oleh pihak Pusat Pelatihan Gajah Sebanga.
Sementara itu, Pembina WCI Muhamad Arif menyampaikan dengan terlaksana kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa peduli yang tinggi terhadap satwa.
"Dan menciptakan pejuang konservasi baru yang dapat menjaga dan berjuang untuk kehidupan satwa endemik dan langka di Indonesia," sebutnya.