RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mendapat respon positif bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Pasalnya, pertemuan dapat semakin mendinginkan polarisasi politik pasca pilpres, setelah sebelumnya Prabowo juga menemui presiden terpilih Joko Widodo.
Namun demikian, tidak semua masyarakat menyambut pertemuan yang dikenal sebagai diplomasi nasi goreng itu. Disebut diplomasi nasi goreng karena mengacu pada makanan yang disajikan Mega ke Prabowo.
Wasekjen DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade bahkan menyebut kelompok abu-abu, bukan dari pendukung Jokowi maupun Prabowo, justru semakin nyinyir pasca pertemuan di Teuku Umar tesebut.
“Abu-abu semakin nyinyir dan blingsatan melihat pertemuan Pak Prabowo dan Bu Megawati,” ujarnya dalam akun Twitter pribadi, Rabu (24/7).
Padahal, kata Andre, tujuan dari pertemuan itu mulia, yaitu membuat anak bangsa semaki guyun rukun. Namun kelompok abu-abu tidak memandang demikian.
“Bagi abu-abu ini membahayakan bagi nasib sang bangsawan yang butuh panggung untuk 2024,” tutup Andre yang tidak menjelaskan detail kelompok abu-abu yang dimaksud.