RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Balqis Afifa Irwandi, peserta asal Malaysia baru saja mengkhatamkan hafalan Qurannya selama satu bulan di Karantina Tahfidz Nasional (KTN) Darul Istiqamah, Makassar, Indonesia.
Ia merupakan putri Prof Dr Irwandi Jaswir, seorang ilmuwan asal Indonesia yang pernah dianugerahi penghargaan bergengsi di dunia Arab dan Islam, penghargaan King Faisal International Prize 2018.
"Alhamdulillah wa syukurillah. Tidak pernah terlintas sedetik pun kalau akhirnya kami memiliki seorang anak penghafaz 30 juz Alquran di rumah. Nikmat dan karunia Allah SWT ini sungguh luar biasa," ungkap Prof Irwandi Jaswir, ayahanda Balqis yang kini sedang berada di Taiwan untuk misi halal, Selasa (16/7/2019).
Dirinya dan isteri, kata Irwandi, menangis haru saat beberapa hari lalu, ananda Balqis menghubungi mereka dari Gowa, kalau dia sudah nengkhatamkan seluruh hafalan di hari ke-27.
"Sesaat, kami berdua tidak mampu mengungkapkan perasaan ini dengan kata-kata. ‘Ya Allah, Engkau jagalah puteri kami Balqis, Engkau jagalah seluruh keluarga kami, dan jadikan kami orang-orang yang menjaga (dan mengamalkan) Kitab Suci-Mu. Hingga akhir hayat kami,” tutur pria kelahiran Medan yang berjuluk "Profesor Halal" ini.
Saat ini Prof Irwandi bersama keluarga bermukim di Negeri Jiran, Malaysia.
Balqis sendiri menyelesaikan hafalannya pada hari Sabtu, 13 Juli lalu.
Baca juga: Kisah Balqis, Putri 'Profesor Halal' Asal Indonesia: Berhasil Hafal Quran 30 Juz dalam 29 Hari
"Alhamdulillah saat liburan musim panas sekolah putra-putrinya Profesor Irwandi memilih untuk memasukkan 3 putra putrinya untuk menghafal Alquran di KTN Darul Istiqamah," kata Pembina KTN Darul Istiqamah, Azizul Mansyur Semma, Selasa (16/7/2019).
Balqis mengetahui program ini lewat ayahnya. Karena kerabatnya berada di Karantina Tahfidz Nasional Darul Istiqamah.
Awal mulanya, Balqis yang saat itu sedang menikmati liburan sekolah, tiba-tiba diajak orang tua untuk mengikuti program tersebut.
"Bersama dua orang adiknya. Yang kemudian sang ayah mendaftarkan ketiga anaknya untuk mengikuti program Hafal Quran Sebulan ini," sebut Azizul.
Dengan konsep yang dihadirkan, Balqis dapat merasakan langsung bagaimana rasa dan suasana tinggal di pondokan, Ini adalah pengalaman pertama, karena selama ini tinggal dengan orang tuanya.
Awalnya, Ia enggan hidup berasrama, selain jauh dari orang tua, juga harus mengikuti segala peraturan. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Ia tidak ingin mengikuti program ini, apalagi program ini berlangsung di Makassar, Indonesia. Yang bisa dikatakan ini adalah kali pertama Balqis menginjakkan kaki di Indonesia.
Balqis sendiri merasa sangat mustahil bisa menyelesaikan hafalan 30 Juz selama sebulan.
"Memorize Qur'an in one month is impossibble (menghafal Quran dalam satu bulan itu mustahil)," tuturnya.
Lanjutnya, pada juz awal Ia masih mampu menyetorkan banyak lembar hafalan. Akan tetapi, pada saat tiba di Juz delapan Ia mulai kewalahan dan hanya sedikit yang disetorkan. Ia belum bisa untuk menghafal 20 halaman hafalan dalam sehari.
"So, first day. I give ninety pages (pada hari pertama saya memberikan 90 lembar hafalan)," ujarnya.
Tapi Ia tentu saja tidak berputus asa, sebab Ia telah mengorbankan jatah liburannya. Itu berarti ia harus bisa menyelesaikan hafalan, dan tidak menyiakan kesempatan.
Ada yang menarik dalam cara Balqis berusaha untuk menghafal, tidak bercerita dengan teman yang lain dan berusaha untuk tidak masuk kamar sampai ia sudah banyak menyetorkan hafalan.
Dan Alhamdulillah, berkat doa tulus dari orang tua tercinta. Balqis bisa menyelesaikan hafalan 30 Juz.