TELUK KUANTAN (HR)-Dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan aktivitas PETI tidak hanya terjadi di aliran Sungai Kuantan dan sungai lainnya, namun sudah merusak lahan perkebunan. Diperkirakan ribuan hektare lahan perkebunan menjadi gurun pasir.
Perburuan emas di Kuansing sampai saat ini masih berlangsung, para pelaku tidak lagi memikirkan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat aktivitas PETI ini. Tidak hanya sungai jadi sasaran, tetapi lahan perkebunan perusahaan dan masyarakat ditambang secara besar-besaran.
Alasan kesulitan ekonomi menjadi penyebab yang disampaikan, terutama sejak harga komoditi karet anjlok lebih satu tahun ini.
"Diperkirakan sudah ada ribuan hektare lahan perkebunan yang berubah menjadi gurun pasir,"kata Kepala BLH Hardi Yacub, Rabu (18/3).
BLH sendiri tidak bisa berbuat banyak karena minimnya anggaran yang tersedia. "Kita sekarang tidak bisa berbuat banyak, karena anggaran yang tersedia cukup minim," katanya.
Bahkan pihak Provinsi terkesan tutup mata terhadap persoalan yang terjadi di Kuansing. Akibatnya banyak pihak yang dirugikan sementara keuntungan diperoleh pemodal bebas berkeliaran tanpa memikirkan kerusakan lingkungan.
Apabila tidak ada tanggapan serius dari Pemerintah Provinsi dan pusat tentunya nasib generasi di Kuansing terancam tidak bisa mengolah lahan karena dampak kerusakan. (rob)