SELATBARU (HR)-Kabupaten Bengkalis adalah kabupaten yang merupakan satu-satunya kabupaten di Indonesia yang berani mengucurkan dana untuk desa dalam jumlah besar. Tidak tanggung-tanggung sebesar Rp3 miliar per tahun. Wajar kalau desa-desa di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini, saat ini merupakan ‘desa miliader’.
Hal itu dikatakan fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MPd) Kecamatan Bantan, Ruliyono, saat acara syukuran dan peresmian gedung Taman Kanak-Kanak Pelita Hati, Desa Ulu Pulau Kecamatan Bantan, Rabu (18/3).
Peresmian gedung 6 lokal dan 1 lokal ruang majelis guru yang menghabiskan dana sekitar Rp 450 juta itu ditandai dengan penandatangan prasasti dan penguntingan pita oleh Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh.
“Yang mengatakan hanya Kabupaten Bengkalis satu-satu daerah di Indonesia yang berani mengucurkan dana untuk desa dalam jumlah besar itu, bukan saya. Tapi adalah Tim Nasional Penanggulangan Kemiskinan dari Pemerintah Pusat saat berkunjung dan meninjau PNPM MPD di Kecamatan Bantan,” tegas Ruliyono.
Senada dengan Ruliyono, anggota DPRD Bengkalis Daerah Pemilihan Bantan-Bengkalis, Sofyan Albantani, juga mengatakan hal yang sama. Kata wakil rakyat anak jati diri Bantan yang duduk di Komisi IV DPRD Bengkalis ini, dalam empat tahun terakhir, dana otonomisasi yang digulirkan untuk mempercepat keberhasilan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat melalui Alokasi Dana Desa (ADD) sangat besar. Lebih dari Rp 500 milyar.
Selain ADD, program otonomisasi desa lainnya yang digulirkan Pemkab Bengkalis yang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, adalah Instruksi Bupati Program Penguatan Infrastruktur Desa (Inbup PPIP) dan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED SP). Seperti ADD, sejak 4 tahun terakhir, masing-masing juga dialokasi Rp 1 milyar per desa/tahun.
"Di Indonesia, hanya Kabupaten Bengkalis memiliki program demikian", terang Sofyan seraya berharap ke depan ketiga program strategis otonomisasi desa tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi oleh Pemkab Bengkalis.
Sementara Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh menjelaskan, sampai 2014 lalu, ADD yang digelontorkan sekitar Rp 580,6 M. Sementara pada 2015 ini akan dikucurkan lagi sekitar Rp 190 M.
Untuk program Inbup PPIP yang dimulai tahun 2012, jelasnya, sampai tahun 2014, totalnya dana yang diberikan Rp 249 M. Sementara, untuk UED SP sebanyak Rp 403 M.
Sesuai jumlah desa di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini yang saat ini berjumlah 136 desa, pada tahun 2015 ini kembali akan dikucurkan dana untuk masing-masing desa sebesar Rp1 M.
“Sampai 2015 total dana untuk otonomisasi desa di Kabupaten Bengkalis lebih dari Rp 1,5 Trilyun”, jelasnya, seraya menjelaskan khusus untuk dana Inbup PPIP pada tahun 2016 mendatang akan dilipatgandakan menjadi Rp 2 M per desa/tahun.
Rencana kenaikan dana Inbup PPIP menjadi Rp 2 M di tahun 2016, selain aspirasi masyarakat yang merasakan manfaatnya, juga disebabkan program ini mampu meningkatkan partisipasi, semangat gotong royong, serta swadaya masyarakat.
Untuk Kecamatan Bantan, pada tahun 2012-2013, Inbup PPIP yang berikan Rp 18 M dengan tambahan swadaya masyarakat sekitar Rp 2 M. Sementara 2014 dengan Inbup PPIP Rp 9 M, swadaya masyarakat sekitar Rp 6,6 M.
Masih kata Bupati, pada tahun 2014, swadaya yang diberikan warga Bantan ini tertinggi dari 7 kecamatan lainnya yang ada di daerah ini. Padahal pada tahun 2012-2013, Bantan berada di peringkat kedua.
“Peningkatan swadaya ini menjadi salah satu dasar tahun 2016 dana Inbup PPIP ini akan ditingkatkan,” ungkapnya. (adv/hms)