RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Rencana Pemerintah Kota Pekanbaru akan menampung anak imigran atau pengungsi bisa bersekolah di SD Negeri setempat memicu kritik dari anggota DPRD.
"Rencana Disdik itu bagus. Tapi penuhi dulu untuk anak Pekanbaru, apalagi sekarang banyak warga kita yang komplain tidak diterima di beberapa sekolah negeri," kata anggota DPRD Pekanbaru, Mulyadi, Jumat (29/6/2019).
Rencana Dinas Pendidikan yang bakal memfasilitasi ruang belajar sekolah untuk anak pengungsi/ imigran di Kota Pekanbaru, telah menimbulkan beberapa pandangan di tengah masyarakat.
Ada yang pro dan yang kontra. Namun kebanyakan masyarakat Kota Pekanbaru sangat mendukung rencana tersebut, karena mempertimbangkan dan menghargai nilai luhur Hak Asasi Manusia (HAM), apalagi untuk seorang anak yang wajib diberi pendidikan dan berhak memperoleh pendidikan.
Politisi PKS ini berpendapat, pemenuhan hak anak dalam memperoleh pendidikan khususnya bagi anak imigran ini, juga harus betul-betul mempertimbangkan kearifan lokal. Jangan sampai terjadi kecemburuan sosial di tengah masyarakat, apalagi ditahun ajaran baru ini, sekolah berstatus negeri banyak diidam-idamkan orangtua siswa untuk memasukkan anaknya bersekolah di sekolah tersebut.
"Kalau Disdik lanjut juga dengan rencana itu, tolong penuhi dulu untuk anak warga lokal," tegasnya.
Sebelumnya Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru telah menetapkan 12 Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang akan jadi lokasi pendidikan bagi 200 an anak imigran setempat.
"Penetapan ini diambil setelah menggelar rapat koordinasi penanganan pengungsi, kemaren," kata Kepala Disdik Kota Pekanbaru, Abdul Jamal.
Abdul Jamal menjelaskan Disdik memastikan sekitar 200-an anak imigran akan ikut pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2019-2020. Sedangkan penetapan lokasi pendidikannya sudah didata sesuai dengan yang terdekat dengan tempat penampungan imigran.
Diakuinya untuk penerimaan PPDB tahun ini baru diperuntukkan bagi anak imigran yang berada pada tingkat Sekolah Dasar saja dulu seperti yang sudah dilakukan Medan.
"Kalau rencana ini berjalan di tahun ajaran baru nanti, kita nomor dua setelah Medan sebagai pembuat program bersekolah bagi anak imigran,” ujarnya.
Selain kemauan syarat lainnya untuk bisa bersekolah kata Jamal lagi adalah anak-anak imigran harus bisa berbahasa Indonesia. Ini dilakukan agar mereka bisa berbaur dan mengikuti pelajaran di sekolah Indonesia.
"Jadi sistemnya dititip ke sekolah yang muridnya kurang. Ada yang tiga orang di satu sekolah, atau bisa lebih. Sesuai dengan jumlah kuota yang mampu ditampung di situ," tuturnya.
Berikut data 12 sekolah yang akan menampung anak imigran di Pekanbaru sesuai kedekatan dengan lokasi penampungan, Hotel Satria (Jl. Cik Ditiro, Pekanbaru Kota) akan menitipkan pada SDN 125 dan SDN 56 Pekanbaru. Untuk lokasi penampungan Rumah Kost Tasqya (Jl. Sei Mintan, Simp. Tiga) akan dititipkan pada SDN 141, SDN 170, SDN 48 Pekanbaru.
Selanjutnya anak imigran di penampungan Wisma Indah Sari (Jl. Putri Indah, Belakang Konsul Malaysia) akan dititipkan pada SDN 160 dan SDN 21 Pekanbaru. Kemudian Wisma Orchid (Jl. Musyawarah, Labuh Baru) dititipkan pada SDN 159 dan SDN 148 Pekanbaru. Lalu Wisma Novri (Jl. Gabus, Belakang Kampus UIR) akan dititipkan pada SDN 17, SDN 182 dan SDN 190 Pekanbaru.