RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Ahli filsafat dan pengamat politik, Rocky Gerung menilai masalah sengketa Pilpres yang tengah disidangkan Mahkamah Konstitusi bisa menjadi bahan bedah akademisi. Maka itu, bisa menghasilkan karya akademisi, berupa desertasi, tesis maupun skripsi.
Bagi Rocky, sidang sengketa pilpres kali ini menjadi pelajaran politik baru di Tanah AIr.
"Jadi, ada pelajaran baru di sistem politik kita, di kelas konstitusi. Di awal persidangan, hakim memberikan satu not, dan semua diminta menebak bagaimana akhirnya," kata Rocky? menganalogikan saat menjadi pembicara di Catatan Demokrasi tvOne, Selasa, (18/6/2019).
Tidak hanya di dalam negeri, bahkan Rocky memprediksi masalah sengketa Pilpres 2019 ini juga dimonitor banyak pihak di internasional.
"Apa efeknya sejarah hukum di Indonesia, kalau di lihat dari perubahan iklim politik Indonesia," kata Rocky.
Karena itu, Rocky berharap sidang sengketa ?Pilpres 2019 yang dimohonkan kubu 02 dapat diuji majelis konstitusi sampai akhir. Terlebih ini bukan cuma sekedar formalitas, melainkan keadilan "Hakim melebihi formalitas, yaitu justice," imbuhnya.
Sidang sengketa Pilpres 2019 akan memasuki mendengar keterangan saksi dan ahli dari kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Rabu besok, 19 Juni 2019. Saksi yang dihadirkan berjumlah 15 orang serta saksi ahli dua.