RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pimpinan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), menyerahkan dua dokumen penting kepada Gubernur Riau, Syamsuar untuk kemajuan budaya Melayu Riau kedepan. Dokumen tersebut yakni desain tentang rumusan kemajuan budaya Melayu Riau, dan kurikulum berbasis kurikulum 2013 yang direvisi 2017.
Pada pertemuan di ruang kerja Gubrrnur, tampak hadir Ketua Umum MKA LAMR Al azhar, Ketua Umum DPH LAMR Syahril Abubakar, Ketua MKA Raja Yoserizal Zen, Sekum MKA Taufik Ikram Jamil, dan Sekum DPH Nasir Penyalai. Sedangkan Syamsuar didampingi Assisten 1 Sekdaprov Riau Ahmad Syah Harrofi.
"Ini buku grand design tentang rumusan kemajuan budaya Melayu Riau," kata Syahril Abu Bakar, Selasa (11/6/2019).
Sementara itu, Taufik Ikram, yang ikut menyerahkan kurikulum muatan lokal (Mulok) menjelaskan bahwa kurikulum yang diserahkan ini untuk tingkatan SD, SMP dan SMA dan sederajat.
"Kiranya kami juga berharap buku ini bisa dicetak. Kami juga berharap ada kebijakan dari gubernur terkait tunjangan kepada guru Mulok," ucap seniman yang biasa disapa TIJ itu.
Terpisah Ketua MKA LAM Riau, Al azhar menerangkan bahwa pihaknya juga sudah menyusun buku pendidikan BMR untuk pegangan guru. Hal ini dapat diunggah di web lamriau.id. kurikulum Mulok ini. Mulok tersebut menekankan pada karakter anak. Di website resmi LAMR sudah 14.000 yang melihat dan 9.000 sudah diunduh.
"Persoalan yang dihadapi, saat ini ada buku muatan lokal yang dibuat pihak lain namun isinya terkadang tidak sesuai dengan tunjuk ajar Melayu. Karena itu kita berharap buku-buku Mulok yang beredar seharusnya sudah terferifikasi oleh LAMR," ungkap Al azhar.
Buku pedoman guru untuk Mulok yang dibuat LAMR ini, ucap Al azhar lagi, sudah melalui berbagai seleksi dan sesuai dengan tunjuk ajar Melayu.
"Terima kasih atas kunjungan ini, baik masukannya saya terima terkait kebudayaan maupun pendidikan muatan lokal," kata Syamsuar.
Soal rencana induk atau grand design pemajuan kebudayaan Melayu Riau, sambung Syamsuar, sangat perlu terutama bagi pengambil kebijakan, yakni kepala daerah. Sehingga orang tahu dengan Melayu, dan apa yang dibuat pengambil kebijakan terhadap kearifan lokal.
"Saran saya perlu dilakukan seminar, sehingga penerapan kebudayaan Melayu ini mudah diterima seluruh lapisan masyarakat," ucap Syamsuar.
Sedangkan mengenai kurikulum, Syamsuar mengatakan, memperjelas arah pendidikan di Provinsi Riau. Dan pihaknya akan instruksikan agar Mulok dilaksanakan sesuai dengan kurikulum saat ini.
“Kita pun tidak ada masalah jika nantinya menyurati Menteri terkait mulok ini,” tutupnya.
Reporter: Nurmadi