RIAUMANDIRI.CO, TEMBILAHAN - Peristiwa konflik harimau sumatera dengan manusia di kawasan perkebunan akasia petak RIAE022001 Kanal Sekunder 41D, Indragiri Hilir, sudah sepekan berlalu.
M Amri, seorang pekerja PT ACUA, kontraktor pemanenan PT Riau Indo Agropalma (RIA), ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan pada 23 Mei 2019.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau, Suharyono, menyampaikan bahwa korban diserang oleh tiga harimau sumatera terdiri dari satu induk betina dan dua anak.
Kesimpulan itu didapat setelah tim KSDA melakukan penyelidikan awal atau sementara. "Hasil penyelidikan awal, kita temukan satu induk betina dan dua anak," katanya di Pekanbaru, Jumat (31/5/2019).
Balai Besar KSDA Riau bersama PT RIA dan Forum Harimau Kita telah melakukan sosialisasi kepada pekerja tentang mitigasi konflik harimau sumatera. Beberapa bulan sebelumnya terdapat laporan bahwa pekerja PT RIA beberapa kali bertemu langsung atau menemukan jejak kaki harimau sumatera.
PT RIA menghentikan sementara aktivitas di lokasi kejadian dan sekitarnya dalam radius dua kilometer sebagai zona merah dan pada areal sekitarnya di atas dua km sebagai zona kuning, artinya dapat melakukan aktivitas dengan prinsip kehati-hatian yang sangat tinggi.
Suharyono bersama tim melakukan penambahan papan peringatan pada jalur satwa untuk menghindari konflik antara manusia dan harimau.