RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyebutkan, di antara persoalan yang paling sering diingatkannya adalah, pemerintah tidak saja harus tidak curang tapi harus nampak tidak curang.
"Itulah yang harus dijawab, sebab masifnya tuduhan curang perlu dijawab dengan data dan fakta bukan dengan serangan balik," kata Fahri kepada wartawan di Jakarta, Selasa (23/4/2019), menanggapi banyaknya kecurangan pasca pemungutan suara Pemilu 2019.
Bahkan kata inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) itu, ada yang memakai slogan, “lebih baik curang tapi menang daripada jujur tapi kalah".
Fahri mengaku menerima ribuan dugaan kecurangan, baik berbentuk foto, video, file, dan lainnya melalui akun twitternya. Laporan-laporan dugaan kecurangan tersebut diteruskannya ke akun @bawaslu_RI @KPU_ID @DKPP_RI dab ke akun @DivHumas_Polri @Puspen_TNI.
"Ini saya lakukan agar yang melapor kecurangan jangan dianggap ancaman bagi pemerintah. Tetapi harus direspon dengan positif biar rakyat tenang," ujar Fahri lagi.
Ditegaskannya, kotak suara tempat suara rakyat disimpan itu suci, karena mengandung sebuah perjanjian rahasia dengan Tuhan.
"Kotak suara tu digembok di TPS (tempat pemungungtan suara) di seluruh negeri dan hanya boleh dibuka di depan Mahkamah Konstitusi atas perintah hakim di Jakarta," kata anggota DPR dari Dapil NTB itu.
Karena itu, lanjut Fahri, jika semua pihak menghendaki sebuah pemerintahan yang punya tenaga kuat untuk memimpin, maka marilah mulai dengan pemerintahan yang bersih, termasuk dari bentuk kecurangan.
"Kita bersihkan ia dari dugaan kecurangan. Sebab dugaan kecurangan menggerus wibawa pemerintahan untuk memulai kepemimpinan," pungkas Fahri.
Reporter: Syafril Amir