RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua Tim IT www.jurdil2019.org, Kelana Budi Mulia menegaskan, data hasil pilpres yang disampaikan melalui situs yang dibuat Forum Alumni ITB Angkatan 1973 (Fortuga) itu apa adanya dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Jadi kita tidak diatur oleh siapapun karena memang kita ingin memiliki sesuatu, katakanlah sebagai informasi yang membuat kita sendiri ini jujur apa adanya. Kita independen," kata Budi Mulia dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (20/4/2019).
Memang diakuinya bahwa orang banyak mempertanyakan keindependenan jurdil2019 karena seolah-olah dari awal menyajikan data yang secara akumulasi bertambah terus untuk paslon presiden dan wakil presiden nomor 2 lebih tinggi daripada paslon nomor 1.
"Orang banyak mengatakan kita ini tidak independen. Nah inilah yang akan saya sampaikan di sini. Pengertian independensi yang perlu diluruskan," jelas Budi Mulya.
Independen itu menurut dia, pertama terkait sumber dana lembaga yang bersangkutan. Apakah dari perusahaan swasta atau dari partai.
"Kami di jurdil2019 ini benar-benar dari kantong kami, kami ini urunan. Kami ini membuat sesuatu yang disebut dengan paket super hemat. Biayanya jauh lebih hemat daripada yang kelompok-kelompok lain," jelasnya.
Selain itu, juga beraliansi dengan beberapa orang profesional yang menyumbangkan beberapa modul-modul yang sebetulnya adalah ada hak patennya.
"Mereka memberikan kepada kami secara gratis kita kerjakan bersama sehingga akhirnya kita bisa menghasilkan sesuatu yang dengan cost rendah. Jadi kita tidak diatur oleh siapapun," tegasnya.
Dijelaskan, kebanyakan teman-temannya yang aktif di jurdil2019 usianya sudah pensiunan. "Kita memakai uang pensiunan kita, dengan semangat tinggi, militan tinggi, untuk demokrasi yang jujur dan berkeadilan," ungkapnya.
Kedua, indenpendensi menurut dia bisa dilihat dari sikap ketidaknetralan terhadap terhadap calon dalam mengupadate data hasil pilpres yang masuk.
"Kita tidak memilah-milah, semua data yang masuk, baik dari paslon 01 maupun 02 langsung diolah. Kita tidak condong kepada satu calon dengan mengambil atau memprioritaskan calon tertentu," ujarnya.
"kita juga membuka diri untuk katakanlah orang bisa memasukkan C1-nya, apa segala macam kepada kita," tambahnya.
Reporter: Syafril Amir