TEMBILAHAN (HR)- Beberapa hari terakhir, kota Tembilahan dan Tembilahan Hulu benar-benar kekurangan pasokan listrik. Bagaimana tidak, jika biasanya pihak PLTD melakukan pemadaman bergilir setelah 4 hari, namun saat ini pemadaman dilakuakan setiap 8 jam.
Melihat hal itu, Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Indragiri Hilir (Inhil) tidak tinggal diam, melalui Komisi III, mereka memanggil pihak Manajer Rayon Tembilahan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan kemudian melakukan sidak ke PLTD Parit 4 Tembilahan Hulu, beberapa hari lalu.
Dalam RDP yang juga dihadiri Sekretaris Dewan Fauzan Hamid, perwakilan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) serta mahasiswa ini, Komisi III menyayangkan pemadaman bergilir yang dilakukan pihak PLTD, padahal sebelumnya Komisi III sudah bertemu dengan pihak GM Wilayah Riau yang mana telah dijanjikan Inhil akan mendapat surflus sebesar 2,8 Mega Watt (MW).
Setelah melakukan RDP selama lebih kurang 4 jam, Komisi III lalu melanjutkan melakukan sidak ke PLTD Parit 4 Tembilahan Hulu, dimana setelah berkeliling memantau seluruh mesin yang ada, Komisi III menemukan dari 15 unit mesin yang ada, hanya 4 unit yang masih beroperasi.
Melihat kondisi itu, Komisi III lalu memanggil vendor, dari 3 perusahaan yang menyewakan mesin kepada PLN, yaitu PT Bima Golden, Tiga Bintang dan Mega Power. Kepada masing-masing Vendor, Komisi III meminta kejelasan atas pemadaman bergilir yang sedang terjadi.
Setelah mendengar keterangan dari masing-masing vendor yang ternyata pemadaman dilakukan karena ada kerusakan mesin, Komisi III meminta vendor segera memanggil tenaga teknis memperbaiki mesin yang rusak. Selanjutnya, Komisi III melanjutkan dengan melihat pembangunan tempat meletakkan mesin baru yang dijanjikan pihak PLN Wilayah Riau, akan tiba pada beberapa hari ini, dan pada April Inhil sudah mendapat surflus sebesar 2,8 Mega Watt.
Namun, kembali Dewan merasa kecewa, bagaimana tidak, tempat tersebut bahkan belum di ditimbun dan dibangun pondasi, dan diperparah lagi tidak ada pihak kontraktor yang terlihat mengerjakan pembangunan tersebut. ''Kita benar-benar kecewa, bagamana mungkin ini bisa selesai jika pondasinya saja belum dibangun,'' ujar Ketua Komisi III, Iwan Taruna.
Iwan meminta, baik kepada pihak PLN Area Rengat maupun Wilayah Riau segera menyelesaikan semua permasalahan ini sesuai dengan janji yang telah diberikan. "Kita tidak mau ini terus berlanjut, karena dampaknya akan sangat merugikan masyarakat, khususnya Tembilahan dan Tembilahan Hulu. Saya minta manager area dan GM wilayah turun kemari agar permasalahan ini cepat teratasi," tegas Iwan. (grc/aag)