RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Calon anggota Polri harus mempersiapkan diri secara maksimal, dan tidak mempercayai hal-hal yang mengarah pada praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pasalnya, penerimaan anggota Polri tahun 2019 ini dipastikan akan berjalan dengan bersih dan transparan.
Demikian disampaikan Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Riau, Brigjen Pol Wahyu Widada, kala memimpin penandatanganan Pakta Integritas On The Road (PINTER). Kegiatan itu berlangsung di halaman Kantor Gubernur Riau, Ahad (24/3/2019).
Turut hadir dalam kegiatan itu, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Ahmad Hijazi, Irwasda Polda Riau, Kombes Pol MZ Muttaqien, Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi Riau.
Pelaksanaan kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, lalu dilanjutkan dengan pembacaan pakta integritas, pengucapan sumpah calon anggota Polri dan terakhir penandatangan pakta integritas.
Dikatakan Wakapolda, penerimaan anggota Polri tahun ini menerapkan prinsip bersih, transparan, akuntabel dan humanis (BETAH). Selain itu, proses seleksi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan standar operasional prosedur (SOP) yang diberikan oleh Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri.
"Masuk Polisi itu tidak menggunakan uang. Tidak ada yang bisa menolong kecuali diri sendiri," ujar Wahyu di hadapan 2.883 calon anggota Polri yang mengikuti kegiatan tersebut.
Kepada para peserta, Wakapolda menyampaikan, agar menanamkan rasa percaya diri, dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengikuti setiap tahapan seleksi.
"Semangat dalam menghadapi setiap tahapan seleksi. Kerahkan kemampuan terbaik untuk mendapatkan hasil yang maksimal," lanjut perwira tinggi Polri dengan satu bintang di pundaknya itu.
Dalam pelaksanaan seleksi, kata dia, akan ada pengawasan yang maksimal dari internal dan eksternal Polri. Ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan. Jika ada kecurangan dan pelanggaran, masyarakat diminta untuk melaporkannya.
"Seluruh panitia daerah yang terlibat diperintahkan untuk melaksanakan proses seleksi penerimaan ini secara bersih, transparan, akuntabel dan humanis," tegas Widada.
Sejauh ini, lanjutnya, telah tercatat sebanyak 2.883 peserta calon seleksi Polri yang terverifikasi di Polda Riau. Adapun rinciannya taruna/i Akpol sebanyak 245 orang, Bintara PTU/Brimob 2.458 orang, Bintara Polair 5 orang. Lalu, Bintara. Kompetensi 78 orang, Bintara Kimia 1 orang, Bintara Dakwah Islam 8 orang, Bintara Perawat 1 orang, Bintara Tata Boga 2 orang, Tamtama Brimob 84 orang dan Tamtama Pol Air 1 orang.
Pelaksanaan penandatanganan Pakta Integritas On The Road penerimaan anggota Polri terpadu tahun 2019, tak hanya dilakukan oleh Polda Riau. Melainkan juga dilaksanakan serentak di 33 Polda seluruh Indonesia dengan jumlah peserta sekitar 200 ribu orang.
Besarnya jumlah peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, telah memecahkan rekor MURI untuk kategori Jumlah Peserta Penandatanganan Pakta Integritas Terbanyak.
Selain itu, kegiatan yang dilaksanakan secara serentak turut disiarkan secara live streaming dipimpin oleh Asisten SDM Mabes Polri, Irjen Pol Eko Indra Heri. Saat itu, Irjen Pol Eko mengatakan, penandatanganan PINTER bukanlah hanya penandatanganan Pakta Integritas. Namun juga pengambilan sumpah bagi para, keluarga peserta dan panitia pada penerimaan calon anggota Polri 2019.
"Ini merupakan salah satu wujud komitmen bersama bahwa pelaksanaan penerimaan anggota Polri tidak dilakukan dengan KKN. Karena para peserta merupakan kader-kader pemimpin Polri masa depan. Sehingga semangat integritas pada kegiatan inilah yang harus dijaga dan digelorakan terus menerus," sebut Irjen Pol Eko.
Ditambahkan dia, pelaksanaan kegiatan tersebut adalah inovasi SSDM Polri pada Siklus Pembinaan SDM Polri yaitu Penyediaan Personel. Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan dan daya tarik masyarakat terutama para generasi muda untuk menjadi anggota Polri.
"Juga sebagai sarana sosialisasi penerimaan anggota Polri dengan Prinsip BETAH atau Bersih Transparan, Akuntabel dan Humanis," pungkas Irjen Pol Eko Indra Heri.
Reporter: Dodi Ferdian