RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pelaku ekonomi kreatif Poppy Dharsono merasa kecewa kurangnya perhatian pemerintah dalam menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi kreatif yang dimiliki masyarakat, terutama setelah era reformasi. Padahal ekonomi kreatif itu memberikan lapangan pekerjaan yang banyak bagi rakyat.
Ketika berbicara dalam diskusi bertema "Ekonomi Kreatif, Ada Sudah Efektif", di Media Center Prabowo-Sandi, Rabu (6/3/2019), Poppy mengatakan, di era pemerintahan Soeharto, telah mulai motivasi untuk membuat industri ekonomi kreatif dengan fasilitas luar biasa, seperti sertifikasi ekspor dan pemutiham modal.
"Mulai dari perusahaan konglomerat sampai BUMN memiliki pelaku usaha ekonomi kreatif sebagai anak angkat. Namun setelah Orde Baru, masa reformasi semuanya selesai. Semua jalan sendiri-sendiri," keluhnya.
Karena itu, mantan senator atau anggota DPD RI itu mengharapkan siapapun yang memimpin pemerintahan ke depan, untuk selalu memperhatikan, memotivasi dan mengembangkan ekonomi kreatif yang berkesinambungan walaupun pemerintahan berganti.
"Harus ada kesinambungan. Jangan pemerintah yang satu selesai semua dibongkar bikin baru. Jadi saya tidak sepakat untuk itu. Memang tergantung kepada pemimpin, bagaimana dia mampu mengorganisasi dan merangkul," jelasnya.
Ditegaskan, Indonesia memang harus selalu dipacu dan diperlukan pemimpin yang selalu bisa memotivasi manusianya untuk mencapai yang lebih baik, lebih mandiri. Untuk menjadi menjadikan manusia Indonesia bisa kreatif harus dimotivasi, harus mendapat bimbingan dan support dari pemerintah.
Poppy mengaku lebih senang menyebut industri kreatif dari ekonomi makro. Industri kreatif itu adalah industri budaya, seni budaya yang dimiliki seluruh daerah.
"Menghidupkan kelompok industri ke home industry yang ada di daerah-daerah penting oleh karenanya semua yang memimpin di sini tidak boleh berpihak. Dia harus cinta kepada rakyatnya karena rakyatnya ekonomi kreatif itu adalah ekonomi kerakyatan dan siapapun rezimnya harus memproteksi ini," tegasnya.
Ditegaskan, pemimpin itu tidak cuma memikirkan sendiri dan harus kuat. Pemimpin itu menyatukan rakyat dari segala macam golongan.
"Paling penting membuat sinergi agar semuanya termotivasi untuk membuat rakyat lebih sejahtera di bidang apapun," ujarnya.
Jurkamnas Prabowo-Sandi yang juga pelaku pengusaha industri kreatif Kawendra Lukistian menegaskan, bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga Uno berkomitmen untuk untuk mengembangkan ekonomi kreatif.
"Ada beberapa alasan ekonomi kreatif merupakan salah satu peran kita untuk menyadarkan masyarakat bahwa potensi ekonomi kreatif sangat luar biasa. Ekonomi kreatif memberikan ruang lingkup yang lebih besar," jelasnya.
Dia meyakini, ekonomi kreatif Indonesia 2019 ini bisa menyumbangkan Rp1.200 triliun targetnya dan bisa menciptakan sekitar 19 juta lapangan pekerjaan di Indonesia.
"Prabowo-Sandi menargetkan ekonomi kreatif Indonesia bisa menyumbangkan 15 sampai 25% terhadap PDB Indonesia. Caranya dengan memberikan kesadaran kreatif," ujarnya.
Reporter: Syafril Amir