RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Gubernur Riau yang diwakilkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Rudyanto, mengapresiasi diterbitkannya buku “Hujan turun rintik-rintik” perjalanan tokoh pendidikan Riau, Soemardi Taher, Rabu (26/2/2019) di aula kantor Dinas Pendidikan.
“Tentu kita merasa bangga atas prestasi yang di torehkan oleh tokoh pendidikan Riau, Sumardi Taher. Kita mendukung bedah buku ini yang menang bagus dan bermanfaat, makanya kita bersedia diadakan di Disdik Riau,” ujar Rudyanto.
“Menurut saya perlu mempelajarinya, minimal untuk pendidik yang berjuang, pengalamannya apalagi catatan hidup yang belum tentu kita lalui. Semua diceritakan dalam buku tersebut, sehingga bisa menajdi pelajaran bagi guru-guru,” tambahnya.
Dijelaskan mantan Pj Bupati Inhil ini, pengalaman Sumardi Taher sebagai seorang guru dan mantan anggota DPD RI, menjadi pengalaman yang sangat berharga. Ia bercerita bagaimana guru yang baik adalah pengalaman yang baik.
“Hal ini bisa membaca dan masukan dalam menyampaikan aspirasi mana yang benar dan salah. Kita bisa pahami sepanjang perjalanan dari awal berkecimpung di dunia pendidikan, menjadikan hal yang baik dibaca. Seorang guru tidak hanya melahirkan anak didik yang menjadi pejabat, tapi juga menjadikan anak dirinya berguna bagi agama, dan akhlaknya lebih baik,” ungkap Rudi.
Sementara itu, rektor Universitas Yayasan Universitas Islam Jakarta, Prof Fasli Jalal, yang hadir sebagai pembicara pada bedah buku tersebut mengatakan, buku yang ditulis oleh Sumardi Taher tidak hanya menginspirasi masyarakat Riau, tapi juga Indonesia. Sumardi telah memperjuangkan dunia pendidikan di Indonesia, karena Sumardi Taher juga mantan Sekjen PGRI pusat.
“Beliau memperjuangkan pendidikan, dan akses buku ini relevansi. Karena hanya pendidikan bisa maju mendedikasikan dirimu di bidang profesi guru. Walaupun dia pindah-pindah berjuang di organisasi guru terbesar sebagai Sekjen, dan sebagai senator,” kata Fasli.
“Kita bersukur dan terimakasih, Pak Sumardi Taher, membukukan pikiran dan bisa menjadi inspirasi kepada guru, saya berharap tetap memberikan pencerahan. Apa yang dia lalui dipikirkan dulu, dan apa yang dilihat di masa depan Riau dan Indonesia,” kata guru besar UNJ ini.
Terpisah, Sumardi Taher mengatakan, ia mencoba menulis buku tersebut untuk mengingatkan kepada generasi penerus bangsa. Walaupun daya ingatnya sudah berkurang di usia yang sudah 70 tahun lebih, ia tetap menulis, dan lambat laun buku tersebut jadi.
“Daya ingat sudah berkurang tapi karena pernah menulis, dan jadi wartawan mencoba menulis dan keluar saja dia satu demi satu. Ini saya rasa kemampuan menulis lebih dari 70 tahun. Dalam buku saya ini saya menulis, supaya orang hidup jangan sombong jabatan itu hanya amanah, bagaimana kita memberikan berjuang untuk rakyat,” kata Sumardi Taher.
Pada kesempatan tersebut mantan anggota DPD RI ini berpesan kepada seluruh guru, agar dalam mengajar memberikan kepada anak didik untuk lebih bersungguh-sungguh. Apa yang jadi pelajaran bagi anak-nak berikan sesuai pelajaran, karena anak didik sangat membutuhkan guru yang betul-betul berniat untuk mengajar.
“Saya katakan, saya ini tak ada apa-apanya, dan orang lain lah yang membuat saya seperi ini, termasuk anda ini. Ini sebuah luapan sebagai seorang guru kepada masyarakat. Pesan ke guru mengajar sebaiknya jangan melalaikan tugas, lihat watak anak itu, minta dia diajarkan budi pekerti, agar generasi penerus bangsa kita ini lebih baik,” kata Sumardi Taher.
Turut hadir pada acara bedah buku Sumardi Taher, dan sebagai pembicara, Alaidin Koto, drh Chaidir, dan moderator Syahnan Rangkuti. Guru-guru dan kepala sekolah, serta tokoh pendidikan Riau.