RIAUMANDIRI.CO, TEMBILAHAN - Bupati Kabupaten Inhil, HM Wardan membahas program 'Kampung Qur'an' dengan konsepsi 'Satu rumah Tahfidz di setiap Desa dan Kelurahan' saat menyampaikan orasi ilmiah pada Sidang Senat Terbuka Universitas Dalam Rangka Wisuda Program Doktor Ke-22, Program Magister Ke-51 dan Program Sarjana dan Diploma Tiga Ke-71 Periode IV Tahun Akademik 2018/2019 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Rabu (27/2/2019) di Pekanbaru.
Menurut Bupati, dasar pemikiran program Kampung Qur'an sekaligus bisa menjadi ide kebijakan dan program pembangunan di daerah. Bahkan, lanjutnya, bisa pula menjadi semangat gerakan sosial yang dapat kita kembangkan bersama-sama ke depan.
"Konsepsinya ialah Melalui Pembangunan Kampung Quran dengan satu Rumah Tahfidz di setiap Desa dan Kelurahan Kita Perkuat Pembangunan SDM Berbasis Pengembangan Keimanan dan Ketakwaan," ungkap Bupati.
Apabila dirunut dari asal usul katanya, dijelaskan Bupati, tahfidz itu adalah sebuah kata dari bahasa Arab. Tahfidz, menurutnya, adalah menghafal. Kata dasarnya hafal, yang di dalam bahasa Arab hafidza - yahfadzu - hifdzan yaitu lawan dari lupa, atau selalu ingat.
"Abdul Aziz Abdul Rauf menyebutkan definisi menghafal adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar. Demikianlah pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal," jelas Bupati dihadapan calon Wisudawan dan Wisudawati.
Dalam perkembangannya, Bupati mengatakan, penggunaan istilah tahfidz pun kini semakin familiar digunakan di dalam lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan penggambaran hafal ataupun aktifitas menghafal Al-Quran.
"Seiring meningkatnya pengetahuan dan kesadaran beragama dalam kehidupan masyarakat Islam kita patut bersyukur upaya pengembangan tahfidz pun dewasa ini terus berlangsung. Semakin banyak lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan agama Islam maupun lembaga pendidikan umum memberi perhatian pada pemajuan tahfidz," pungkas Bupati.
Bupati menuturkan, beberapa perguruan tinggi besar kini memberi jatah mahasiswa undangan dan beasiswa bagi lulusan SLTA yang menguasai tahfidz Al-Quran. Dukungan pemerintah maupun masyarakat pun juga tampak terus diberikan dimana-mana, demi menggelorakan tahfidz. Lomba tahfidz pun dari tahun ke tahun semakin semarak.
"Hebatnya, menjadi tahfidz itu bisa lintas disiplin ilmu, atau tidak harus berlatar disiplin ilmu atau bidang studi tertentu saja. Dan yang paling luar biasa, seorang yang berkompenetnsi tahfidz pastilah sekaligus enterprenur: tidak mungkin seorang tahfidz menjadi pengangguran," kata Bupati.
Selanjutnya, Bupati menuturkan, di tengah-tengah tantangan kehidupan saat ini maupun masa depan, khususnya bagi generasi anak dan pemuda, maka kreatifitas pengembangan kegiatan tahfidz dengan tujuan penguatan SDM sungguh menjadi sangat relevan.
"Pertumbuhan populasi dunia yang ditandai semakin besarnya komposisi penduduk generasi lebih muda, hanya bisa dikatakan akan menjadi bonus demografi apabila generasi mudanya secara konkrit lebih siap; baik pendidikan, kompetensi maupun metal dan akhlaknya. Jika tidak, maka perubahan struktur populasi ini justru akan menghasilkan beban demografi”, bukan bonus demografi jadinya," papar Bupati.
Demikian pula, dikatakan Bupati, anak-anak dan pemuda di zaman ini yang dituntut lebih siap dan optimis bisa beradaptasi untuk bisa survival melangsungkan hidup dan hendaknya menjadi unggul dalam kompetisi di era teknologi 4.0.
"Namun di sisi lain secara bersamaan ancaman pengaruh negatif kemajuan IT dan media sosial dapat juga 'menina-bobokkan' anak-anak dan pemuda menjadi bermental passive, instan, malas dan kurang peduli sosial, sehingga seyogyanya perlu untuk diantisipasi atau disiasati mengatasinya," tutur Bupati.
Bupati mencontohkan, Soedjatmoko salah seorang intelektual terkemuka Indonesia menyatakan bahwa hari depan dunia lebih banyak ditentukan moralitas keputusan kita sekarang. Berdasarkan pengalaman, lanjut Bupati, selaku Kepala Daerah di Kabupaten Indragiri Hilir, dengan latar beberapa pengalaman sebelumnya mengurusi bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, telah mengukuhkan tekadnya untuk lebih fokus memprioritaskan pembangunan SDM.
"Sejatinyalah juga pembangunan SDM memang harus dilakukan terus menerus, tidak boleh pernah berhenti, serta perlu disesuaikan dengan potensi dan kondisi-kondisi yang dihadapi," tukas Bupati.
Pembangunan SDM itu, dikatakan Bupati, tidak sekedar urusan pendidikan formal sekolah, tetapi juga meliputi pendidikan keluarga, pendidikan prasekolah, pendidikan nonformal, pendidikan alternatif, hingga pendidikan komunitas dan masyarakat.
Pembangunan SDM itu, menurut Bupati, sifatnya pun kompleks, tidak berdiri sendiri, karenanya ia juga terkait dengan pembangunan infrastruktur dan berbagai sektor pembangunan lainnya.
"Setidaknya itulah yang melandasi kenapa di Kabupaten Indragiri Hilir kami memberi prioritas terhadap beberapa kebijakan pembangunan daerah yang sangat erat berkaitan dengan pembangunan SDM," kata Bupati.
Dalam rangka terus mendorong pembangunan SDM yang selaras dengan tujuan mewujudkan pembangunan untuk kesejahteraan rakyat, Bupati menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Inhil saat ini juga sedang berupaya mengembangkan Kampung Quran dengan satu Rumah Tahfidz di setiap Desa dan Kelurahan.
"Model yang kami terapkan adalah dengan membangun Kampung Quran yang juga bisa memberi ruang bagi kreatifitas dan inovasi dengan bertolak dari platform bahwa Kampung Quran dengan Satu Rumah Tahfidz di setiap Desa dan Kelurahan merupakan bentuk literasi peradaban Islami di tanah Melayu," tutur Bupati.
Bupati mengungkapkan, ada beberapa variasi pilihan model Kampung Quran yang dapat dikembangkan. Pertama, Kampung Quran yang memang sengaja difokuskan menjadi pusat pembelajaran bagi anak-anak untuk menguasai tahfidz Al-Quran dengan Satu Rumah Tahfiz di Setiap Desa dan Kelurahan.
Kedua, ditambahkan Bupati, Kampung Quran yang dibangun melalui komunitas kreatif lewat pengorganisasian komunitas tertentu ataupun kerjasama antar komunitas. Sistem tersebut terinspirasi dari sejumlah kisah sukses pengelolaan oleh komunitas dalam bentuk rumah literasi maupun kampung literasi.
Selanjutnya, Bupati mengungkapkan, beberapa kata kunci yang melekat dalam Kampung Quran, secara konseptual Kampung Quran dengan satu Rumah Tahfidz di setiap Desa dan Kelurahan sekaligus merupakan visi dalam mengembangkan literasi peradaban Islami di tanah Melayu.
"Sebagaimana telah menjadi konvensi dalam sejarah masyarakat dan budaya Melayu yang identik dengan Islam. Demikian pula secara metodelogis dibutuhkan kreatifitas dan inovasi dalam memilih dan mengembangkan pendekatan belajar maupun pendidikan literasinya," papar Bupati. (ADV/DISKOMINFOPS INHIL)