RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - PT Perkebunan Nusantara V berhasil mencatat produktivitas tandan buah segar (TBS) sawit tertinggi mencapai 21,94 ton per hektare, dan menjadi rekor tertinggi sepanjang perusahaan perkebunan pelat merah itu berdiri selama 22 tahun terakhir.
"Angka itu berhasil didapat pada 2018 kemarin. Dan menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan," kata Humas PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) Riski Atriansyah seperti dilansir Antara, Rabu (20/2/2019).
Ia menjelaskan jika sepanjang lima tahun terakhir, produktivitas TBS perkebunan inti PTPN V seluas lebih 78 ribu hektare terus menunjukkan grafik menggembirakan. Pertumbuhan produktivitas sejak 2013 hingga 2018 lalu rata-rata mencapai 9,27 persen.
Ia merincikan, pada 2013 silam produktivitas TBS kelapa sawit tercatat hanya sebesar 15,39 ton per hektare. Nilai tersebut terus meningkat hingga pada 2017 mencapai rekor baru sebesar 19 ton per hektare.
"Setelah kita mencatat rekor di 2017, PTPN V kembali mencatat rekor baru di 2018 sebesar 21,94 ton per hektare," tuturnya.
Mengaca pertumbuhan positif itu, manajemen PTPN V selanjutnya mematok produktivitas TBS sebanyak 24,08 ton per hektare pada 2019 ini. Hal itu sesuai dengan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2019 yang telah ditetapkan pemegang saham.
Dia merincikan, program peremajaan perkebunan sawit yang terus digulirkan perusahaan, serta penerapan efisiensi yang tepat, dan meminimalisir seluruh potensi kerugian, akan terus dilakukan guna memenuhi target.
Lebih jauh, peningkatan produktivitas TBS kelapa sawit PTPN V juga sejalan dengan hasil rendemen kelapa olahan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Pada 2018 lalu, Riski menjelaskan bahwa rendemen CPO PTPN V sebesar 22,24 persen.
"Rendemen kebun inti memenuhi target 2018 dengan rata-rata 22,24 persen. Untuk tahun ini, target kembali ditingkatkan menjadi 23,25 persen," jelasnya.
Selain meningkatkan produktivitas serta rendemen CPO perkebunan inti perusahaan, PTPN V juga menyatakan terus berupaya menggenjot hasil sawit dari perkebunan plasma atau masyarakat yang menjalin relasi dengan perusahaan negara tersebut. Perusahaan terus mendorong upaya peremajaan serta perawatan perkebunan sawit masyarakat.