RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Kepolisian Republik Indonesia mengapresiasi kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Riau menciptakan Pemilu Damai, Aman dan Anti Hoax. Pernyataan itu disampaikan Waka Satgas Nusantara Dr Mohammad Fadil Imran, MSi usai memberi Kuliah Umum bertajuk, 'Peran Mahasiswa Menuju Pemilu 2019: Aman, Damai Serta Anti Hoax' di Gedung PKM Kampus UIR, Senin (11/2 2019).
Fadil menilai positif kegiatan BEM bahkan menyebutnya sebagai kegiatan yang luar biasa. Pimpinan Polri, ujarnya, sangat mengapresiasi inisiasi di lingkungan kampus yang telah memberi pencerahan kepada masyarakat apalagi kuliah umum ditutup dengan kebulatan tekad mensukseskan pemilu bekerjasama dengan Polri.
''Terima kasih kepada UIR, Rektor dan seluruh mahasiswa,'' kata Fadil.
Ia megaku baru pertama kali datang ke UIR, dan merasa nyaman berada di tengah mahasiswa. Kenyamanan itu, menurut Fadil, ia rasakan saat berinteraksi dengan mahasiswa saat kuliah umum berlangsung.
Pertanyaan-pertanyaan mahasiswa sangat konstruktif, tidak ada hal-hal yang membuat dirinya resah. ''Saya berharap mahasiswa bersama polisi dan komponen masyarakat lain bersatu memerangi hoax. Sebagai bangsa yang besar kita punya kewajiban menjaga kerukunan dan menciptakan kedamaian,'' pesan Fadil.
Disebutkan, UIR menjadi perguruan tinggi swasta pertama di luar Pulau Jawa melakukan sosialisasi pemilu aman, damai dan anti hoax. Harapannya, sosialisasi serupa dapat diikuti universitas lain. ''Untuk kampus di luar Jawa, UIR yang pertama memprakarsainya. Ini luar biasa,'' tegas Fadil.
Kuliah Umum 'Peran Mahasiswa Menuju Pemilu 2019: Aman, Damai Serta Anti Hoax' diikuti ratusan mahahsiswa. Selain dihadiri Pengurus BEM, acara yang dipandu Menkumham Zamroni juga menghadirkan Rektor UIR Prof Dr H Syafrinaldi, SH, MCL sebagai pembicara. Turut pula mendampingi rektor, Wakil Rektor I Dr H Syafhendry dan Wakil Rektor III Ir H Rosyadi.
Rektor UIR menghimbau mahasiswa hati-hati menggunakan media sosial. Di era degitalisasi sekarang dalam hitungan detik semua info bisa tersebar baik informasi yang dikirim dari Amerika, Eropa atau negara manapun. Dengan cepat tersosialisasi. Orang yang menyebarkannya pun, kata Rektor, merupakan orang-orang yang sudah terlatih karena mereka memang ditugasi untuk itu. Media sosial juga dapat mengkader orang-orang menjadi penyebar hoax.
''Agama mengajarkan, sebaik-baik manusia adalah manusia yang memberi sebanyak-sebanyaknya kebaikan kepada umat. Karena itu jadilah manusia baik-baik. Bukan sebaliknya, menjadi manusia pengkianat untuk orang lain termasuk kepada nusa dan bangsa dengan meracuninya melalui berita-berita bohong,'' tegas Rektor.
Era degital, lanjut Rektor, dapat dengan mudah merekam jejak pelaku. Sekali ia berbuat jahat, jejak degital akan menyimpan selamanya. Dan ini membuat kepolisian mudah sekali mengejar pelaku. Lalu menjadikan berita hoax sebagai alat bukti hukum yang sah yang dapat mengantarkan seseorang masuk penjara.
''Jangan setelah kita di penjara baru timbul penyesalan. Apapun yang kita lakukan pikirkan dulu baik-baik. Ingat orangtua yang lima kali sehari shalat, kemudian memanjatkan doa untuk anak-anaknya agar anak tersebut berhasil, menjadi sarjana berkualitas, mendapatkan pekerjaan yang baik, dan sukses di dunia serta di akhirat,'' pesan Rektor Syafrinaldi.
Kuliah Umum ditutup dengan deklarasi kebulatan tekad yang dipimpin Presiden BEM UIR Hengky Primani. Dalam tekad itu, mahasiswa UIR siap menuju Pemilu 2019 yang aman dan damai serta anti hoax, dan siap bersinergi dengan pihak kepolisian untuk menjaga keamanan dan kedamaian Indonesia.