RIAUMANDIRI.CO, TELUK KUANTAN - Guna meningkatkan pengembangan pengelolaan kepariwisataan yang ada di Kabuaten Kuantan Singingi, Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi, mengadakan audiensi dengan para asosiasi bidang kepariwisataan yang ada di Provinsi Riau dan Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Jumat (8/2/2019) di Pekanbaru.
Kegiatan ini bertujuan mendapatkan berbagai masukan cara mengelola dan mengembang destinasi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Kuansing agar terkelola secara baik dan komprehensif sehingga nantinya dapat meningkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kuansing.
Audiensi ini dikemas dalam bentuk diskusi yang dipimpin oleh Sekda Dianto Mampanini. Sebelum diskusi, terlebih dahulu dilakukan ekspos oleh Bupati H Mursini. Dalam ekspos tersebut Mursini menyampaikan potensi pariwisata Kabupaten Kuansing.
Semua potensi tersebut mulai dari budaya seperti festival pacu jalur, perahu baganduang, silat Pangean, destinasi wisata alam seperti air terjun yang jumlah mencapai 23 lokasi disampaikan oleh Mursini di hadapan Asosiasi Kepariwisataan Riau yang hadir pada kesempatan tersebut.
Mursini juga menyampaikan bahwa Kuansing juga memiliki ekowisata Bukit Rimbang Baling, tradisi mamucuak atau menangkap ikan di Desa Pangkalan Indarung Kecamatan Singingi, sumber air panas di Sungai Pinang Kecamatan Hulu Kuantan, hutan kota dan rumah godang di Teluk Kuantan Kecamatan Kuantan Tengah.
"Daerah kami banyak sekali potensi wisata baik religius, budaya maupun alam. Persoalannya belum terkelola secara baik sehingga kami sangat memerlukan masukan dari berbagai pemangku kepentingan dan pelaku usaha kepariwisataan yang ada di Riau sehingga semua potensi wisata tadi bisa menarik kunjungan wisatawan ke daerah kami, begitu juga dengan kerja sama, pelayanan dan keterampilan sumberdaya manusia di bidang kepariwisataan juga bisa semakin meningkat," terang Mursini.
Kadis Pariwisata Riau Fahmizal Usman mengakui bahwa potensi wisata di Kabupaten Kuansing sangat prospektif untuk dikembangkan. Dia mencontohkan penyelenggaraan pacu jalur yang sudah berusia 115 tahun dan dihadiri puluhan ribu pengunjung. Menurutnya perlu dikembangkan lagi pengelolaannya.
"Saya melihat di Tepian Nerosa sangat banya tenda berwarna hijau (terpal), seakan-akan kita melihatnya seperti kumuh. Sebaiknya atap pondok tersebut diganti saja dengan yang lebih menarik dan natural misalnya atap dari daun rumbia atau sejenisnya sehingga dapat menghilangkan kesan kumuhnya," saran Fahmizal.
Agar terkelola secara konfrehensif lagi pelaksanaan festival pacu jalur tersebut, dirinya menyarankan Pemkab Kuansing dapat melakukan kerjasama dengan pihak swasta.
"Saya mendengar ada pihak swasta yang ingin membantu pengelolaan penyelenggaraan pacu jalur agar menjadi lebih baik lagi dan menarik wisatawan untuk datang. Saya kira Pemkab Kuansing dapat menjajaki dan bekerjasama dengan pihak swasta untuk itu," saran Fahmizal kembali.
Sementara itu, Ahmad Fadli dari asosiasi yang bergerak di bidang penyelenggara even dan pameran menyarankan, Pemkab Kuansing membuat kalender pariwisata dan dalam menyelenggarakan sebuah event, harus sudah pasti waktu dan tanggal penyelenggaraan minimal satu tahun sebelum even dilaksanakan. Sehingga calon wisatawan bisa merancang skedul mereka untuk berkunjung menyaksikan pacu jalur.
Karena Kuansing belum ada organisasi di bidang perhotelan dirinya juga menyarankan agar di Kabupaten Kuansing juga harus segera dibentuk organisasi tersebut. Dari organisasi itu nantinya diminta mereka turut memberikan kontribusi sumbang dan saran kepada Penkab Kuansing untuk penyelenggaraan sebuah event pacu jalur atau kegiatan kepariwisataan lainnya.
Begitu juga dengan Ketua Gempi Riau, Osvian Putra. Dia mengatakan Kuansing selain potensi budaya dan alam, Kuansing juga memiliki potensi wisata sejarah. Dia mengaku sudah beberapa kali membawa wisatawan asal Belanda yang ingin rel keretapi api mulai dari Lubuk Ambacang ke Pekanbaru.
Wisatawan Belanda tersebut dulunya pernah dipekerjakan sebagai romusa oleh tentara Jepang untuk membangun rel kereta api dari Muaro Sijunjung hingga ke Pekanbaru.
"Jadi wisatawan Belanda itu ingin melihat langsung bagaimana kondisi rel kereta api itu sekarang karena mereka juga bagian dari sejarah pembuatan rel keretapi tersebut," kata Osvian.
Sekda Kuansing Dianto Mampanini menambahkan agar menjadikan segala potensi destinasi wisata yang dimiliki Kuansing ini bisa di lihat dan dinikmati oleh wisatawan, memang diperlukan penanganan secara konfrehensif. Saat ini dirinya telah merancang agenda kegiatan wisata yang diberi nama dengan 'semalam di Kuansing'. Ada beberapa parian agenda wisata yang disajikan kepada pengunjung atau wisatawan.
Mulai dari mengunjungi air terjun Guruh Gemurai di Lubuk Jambi, kemudian air terjun 7 tingkat Batang Koban di Lubuk Ambacang, kesenian Randai pada malam harinya di kota Teluk Kuantan, sampai kepada menyaksikan keindahan alam di Desa Pangkalan Indarung di Kecamatan Singingi dan berbagai tempat lainnya akan disajikan kepada para wisatawan.
"Ini sudah pernah kami buat beberapa waktu lalu saat rombongan Sekda Inhil berkunjung ke Kuansing. Kedepan tentunya akan kita kemas menjadi lebih varian lagi sehingga menjadi lebih kompleks dan menarik," terang Dianto Mampani.
Reporter: Suandri