RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengaku sering dituduh dan dihujat karena membeberkan sejumlah data terkait kritik kepada pemerintah. Dia mencontohkan soal kritikan terhadap LRT di Palembang yang kemudian dibenarkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
"Terakhir waktu saya ungkapkan soal LRT di Palembang yang tidak ada gunanya dari segi ekonomi, saya dihujat, diserang. Prabowo ngerti apa? 2 bulan kemudian Wakil Presiden Republik Indonedia sendiri Pak Jusuf Kalla yang membenarkan apa yang saya sampaikan," kata Prabowo di Padepokan Pencak Silat TMII, Jaktim, Sabru (26/1/2019).
Prabowo menyebut banyak infrastruktur di Indonesia tidak efisien. Bahkan, merujuk pada data Bank Dunia, Prabowo mengatakan infrastruktur di Indonesia seolah-olah kacau.
"Bahwa banyak infrastruktur kita ini, dibangun dengan tidak efisien, tidak ekonomis dan terakhir ada laporan bank dunia yang mengatakan pembangunan infrastruktur di Indonesia ini ibarat kacau. Kata-kata bahasa Inggrisnya chaotic. Coba dicek kembali. Mungkin saya salah. Saya manusia biasa," ujarnya.
Prabowo pun bercerita soal buah pikirannya yang dijadikan buku. Dia mengaku selalu meminta bantahan atas data yang disampaikan di buku itu.
"Saya telah menulis dan saya telah mencetak. Saya telah mendistribusikan bukti-bukti, pikiran-pikiran, pendapat-pendapat, pandangan-pandangan saya, hitam di atas butih. Dalam buku Paradoks Indonesia. Dan ini buku sudah beredar selama 2 tahun. Dan buku ini sebetulnya rangkuman dari pidato saya selama 10 tahun lebih. Dan selalu saya minta dibantah, disanggah, kalau saya salah," ujarnya.