RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Berhasil menekan angka pengangguran menjadi satu digit, pemerintahan Joko Widodo jangan bangga dulu. Ada dua tantangan berat yang harus dihadapi. Apa saja itu?
Kata ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rusli Abdullah, dua pekerjaan berat itu adalah menjaga angka kemiskinan tetap satu digit. Caranya, fokuskan program bantuan kepada penduduk rentan miskin yang berjumlah 69 juta jiwa.
"Sebanyak 69 juta penduduk hampir miskin ini, sangat rentan terhadap goncangan ekonomi, baik inflasi atau nilai tukar rupiah," kata Rusli di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pekerjaan kedua, kata Rusli, pemerintah fokus kepada penduduk miskin yang masuk di angka satu digit, yaitu penduduk difabel dan tidak memiliki kualifikasi pendidikan atau keterampilan.
Bagi penduduk miskin di area satu digit, uang saja (transfer tunai/cash transfer), lanjutnya, tidak cukup. Mereka lebih butuh program peningkatan kapasitas. Artinya butuh waktu yang panjang karena memutus lingkaran kemiskinan.
"Satu, program PKH sudah bagus. Dua, akses ke pendidikan wajib diberikan seperti sekolah gratis untuk penduduk miskin dan sekolah vokasi. Ketiga, akses ke kesehatan gratis. Namun dalam mencapai itu, ada rintangan berat yaitu defisit BPJS yang bisa memberikan akses kesehatan gratis," ujar Rusli.
Rusli menilai, penurunan tingkat kemiskinan ketika sudah masuk di zona satu digit, sangatlah sulit dibandingkan ketika masih di zona dua digit.
"Penurunan angka kemiskinan di level satu digit, lebih sulit daripada pengurangan angka kemiskinan di angka double digit. Misalnya, pengurangan angka kemiskinan dari 25-20 persen relatif lebih mudah dibandiingkan dengan pengurangan angka kemiskinan dari angka 10 persen ke 9 persen," kata dia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat, persentase penduduk miskin pada September 2018, turun menjadi 9,66% dibandingkan Maret 2018 yang mencapai 9,82%. Persentase kemiskinan turun 0,16% poin di September 2018 dari Maret 2018. Dan, turun sebesar 0,46% poin dibandingkan September 2017," kata Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Secara jumlah, penduduk miskin pada September 2018 mencapai 25,67 juta orang. Turun 0,28 juta orang terhadap Maret 2018, dan menurun 0,91 juta orang terhadap September 2017.