RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebut pasangan capres-cawapres akan mengetahui daftar pertanyaan sebelum debat berlangsung. Tapi dari sederet daftar pertanyaan, hanya diajukan tiga dalam sesi debat capres.
“Pertanyaan itu sudah diserahkan duluan, tapi mereka kan nggak tahu apa yang akan ditanyakan karena kan itu seperti bank soal gitu,” ujar Ketua KPU Arief Budiman di Hotel Mandarin Oriental, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (5/1/2019).
Arief mengatakan, 3 pertanyaan ini akan dipilih secara acak kepada pasangan calon Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“(Disiapkan) ada 20 pertanyaan, padahal sebenarnya yang ditanyakan cuma masing-masing cuma 3, karena ada 3 segmen yang pertanyaan oleh moderator. Berarti nanti ada 3 untuk paslon nomor 01 dan 02, kan tapi 3 pertanyaan itu mereka belum tahu, tapi mereka sudah mempersiapkan,” ujar Arief.
Arief menjelaskan, pertimbangan memberikan daftar pertanyaan debat capres ini agar paslon dapat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan data. Jadi visi-misi dan program paslon dapat tersampaikan.
“Pertimbangan penting pertama yaitu debat itu sebetulnya salah satu metode kampanye dan tujuan kampanye itu sendiri itu kan untuk menyampaikan visi-misi program masing-masing paslon kepada publik. Nah kalau ada pertanyaan-pertanyaan yang nggak bisa dijawab detail kan pertanyaan itu terkait data dan segala macam dan itu tidak bisa dijawab dengan detail,” tuturnya.
“Itu sebenarnya tujuan inti dari kampanye itu sendiri nggak tercapai karena tujuan inti dari kampanye itu adalah penyampaian visi-misi program masing-masing paslon,” sambungnya.
Selain pertanyaan dengan metode terbuka, pertanyaan dengan metode tertutup akan dilakukan dalam debat. Nantinya pertanyaan ini disampaikan paslon kepada paslon lain.
“Tertutup itu berasal dari masing-masing paslon, 01 mengajukan kepada 02, kemudian 02 mengajukan pertanyaan ke 01. Ini kan nggak ada yang tahu pertanyaannya seperti apa,” tuturnya.
Kebijakan KPU ini mendapat protes dari netizen. KPU dianggap sudah memihak kepada salah satu paslon.
“Kalau gitu gak usah ada debat… Bikin bloon dan dungu masyarakat…,” tulis @YKarsianto.
Hal senada juga disampaikan netizen lain.
“@KPU_ID mending ga usah ada debat, ato pemilu.. tanggung. Sekalian aja bikin kertas suara terus bolongin lalu syahkan aja…
ga perlu plena pleno…
Sejarah akan mencatat.
Berkuasa sementara.
Terhina selamanya.,” cuit akun @H_Prawatasari.“Yg buat materi debat jangan2 pihak sono nich….KPU cm jd calonya tok… Ora beres blas…,” timpal akun @Segopecel5ewu.
Sumber: SR