RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto (BW), yang ditetapkan KPU jadi salah satu panelis debat pertama capres-cawapres adalah sosok yang tidak netral.
Sekjen PSI Raja Juli Antoni menilai BW adalah sosok antikorupsi ternama, namun dalam konteks politik BW dinilai tidak bisa mengambil posisi netral karena pernah menjadi tim pemenangan Anies-Sandi pada Pilgub DKI Jakarta lalu.
Raja Juli menilai, ketika itu BW juga rajin melakukan pembelaan ketika pemilihan gubernur. BW disebut menjustifikasi berbagai macam hal dalam program Anies-Sandi dan juga menyerang Cagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Artinya ada keberpihakan ideologis ketika pilgub itu. Tentu kalau kita melihat pileg sekarang juga masih ada pembelahan ideologis itu, dan dalam konteks itu Mas Bambang Widjojanto bukan tokoh yang tepat karena sekali lagi dia memiliki posisi politik tertentu," ujarnya, Sabtu (29/12/2018).
Namun begitu, PSI tetap mengapresiasi KPU. PSI mengaku tidak masalah dengan siapa pun yang ditunjuk jadi panelis debat capres.
"Namun sekali lagi kami apresiasi KPU, terserah KPU saja kami dengan siapa pun panelis tidak ada persoalan, dan nanti tentu publik yang akan melihat bagaimana kemudian panelis-panelis ini memang menjalankan peran dan fungsinya secara maksimal," tuturnya.
Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Humas KPU, Jumat (28/11) terdapat 7 dari 8 daftar nama yang telah dipastikan menjadi panelis. Nantinya panelis ini akan membuat soal materi debat capres.
Adapaun panelis pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana, Mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan, pengajar hukum tata negara dan hukum administrasi negara Bivitri Susanti, Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo, dan mantan wakil ketua KPK Bambang Widjojanto, serta ahli hukum tata negara Margarito Kamis.