RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Anggawira, mengkritisi tata kelola ekonomi pemerintahan Joko Widodo yang dianggapnya gagal memberikan kestabilan harga jual komoditas kelapa sawit dan karet.
"Jebloknya harga karet dan kelapa sawit menunjukkan kegagalan pemerintah dalam menciptakan tata kelola ekonomi yang baik. Tentu hal ini berdampak kepada semakin menderitanya masyarakat khususnya para petani karet dan kelapa sawit," ujar Anggawira saat dihubungi, Rabu (26/12/2018).
Lebih lanjut, Anggawira yang juga merupakan Ketua Badang Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) ini juga mengkritik pernyataan Jokowi yang merespons turunnya harga kelapa sawit dengan menyarankan petani beralih menanam jengkol. Menurutnya, hal itu menunjukkan ketidakmampuan Jokowi.
"Ini kan ironis sekali, ketika harga sawit anjlok malah petaninya disuruh tanam jengkol. Itu menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam menjalankan pemerintahan. Seharusnya pemerintah buat rencana kebijakan merespons hal ini," ujarnya.
Anggawira yang juga merupakan Caleg DPR RI Partai Gerindra di Dapil Jabar VIII meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Indramayu dengan nomor urut 4 ini menekankan kepada masyarakat perlunya memilih presiden yang memiliki pemahaman intelektual yang baik serta berpihak pada rakyat.
"Makanya April 2019 kita ganti Pak Jokowi dengan Pak Prabowo yang bisa memberikan solusi terhadap permasalahan. Agar tercipta ekonomi yang stabil dan memberikan kemakmuran sebesar-besarnya bagi masyarakat," tutupnya.
Seperti yang diketahui, saat ini memang harga komoditas karet dan kelapa sawit sedang anjlok. Harga jual karet petani saat ini tercatat jatuh di kisaran Rp 6.000 per kilogram sedangkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit jatuh hingga menyentuh angka 400-500 rupiah per kilogram.