Meski sudah tua, namun Ngatimin (65), salah seorang warga kurang mampu dari Dusun Tumang Sejati, RT 03 RW 03, Kampung Tumang, Kecamatan Siak tidak mau berpangku tangan. Apapun dilakukannya untuk mengisi
Salah satu kegiatan yang dilakukannya saat ini yakni memanfaatkan lahan kosong milik warga tempatan yang tidak digarap. Lahan seluas 1/2 hektare tersebut sudah lama tidak digarap dan dibiarkan menyemak begitu saja. Oleh Mbah Ngatimin dimanfaatkan untuk ditanami cabai rawit.
"Saya sudah lama juga tinggal di kampung ini, dan Alhamdulilah saya punya sedikit ilmu bercocok tanam cabe rawit ini. Sehingga tanaman saya bisa dilihat betapa subur sekali. Ini semua berkat dari dukungan keluarga saya yang mau membantu membiayai selama pengerjaan hingga saat ini masa perawatan cabai ini," ungkap Mbah Ngatimin.
Ditambahkan Ngatimin, dirinya memanfaatkan lahan kosong milik warga Kampung Tumang tersebut karena tidak mempunyai sedikit sawah atau kebun sawit. Dari pada tidak ada kegiatan, dan tidak ada pemasukan, ia berusaha untuk mengarap lahan atau sawah masyarakat yang kosong alias lahan yang tak dikelola.
"Saya melihat potensi tanah di sini sangat bagus sekali ditanami palawija atau cabai. Di samping datarannya tinggi, tanah pun sepertinya sangat subur. Apalagi tanah ini sudah lama tak di kelola. Untuk anggaran yang habis selama pengerjaan dan perawatan saat ini sekitar Rp8 juta, itu belum tenaga sendiri yang tak terhitung. Semoga tanaman saya ini bisa hidup dengan subur dan mudah-mudahan terhindar dari hama," harapnya.
Kondisi badan yang semakin tua, membuat Ngatimin tidak bisa berbuat banyak untuk bekerja keluar. Tenaga yang ia punya tak sekuat seperti dulu, sehingga tetangga atau orang lain enggan untuk menyuruhnya bekerja sebagai buruh dan lain-lain.
"Mau kerja apa lagi kalau tidak bekerja seperti ini, saya mau kerja ngupah (kerja buruh) sudah tidak ada yang mau menerima saya karena kondisi saya yang sudah tua. Maka dari itu saya harus pandai-pandai dalam mencari ekonomi.
Harapan saya kalau bisa dinas terkait atau dinas pertanian bisa membantu saya dalam usaha membudidayakan cabai ini, karena modal saya selama ini hanyalah modal dengkul (modal nekat) saja, sehingga tentunya hasilnya kurang memuaskan walapun tanaman saya subur," harapnya.
Sutrimo (46), anggota BPD Kapung Tumang, Kecamatan Siak sangat salut dan memberikan aspresiasi kepada Mbah Ngatimin yang selalu semangat dalam beraktivitas dan mencari tambahan pendapatan.
"Saya termotivasi oleh apa yang dilakukan Mbah Ngatimin, walaupun usianya sudah tua, tapi jiwanya masih muda dalam berusaha mencari ekonomi. Kita yang muda-muda ini memberikan aspresiasi kepada beliau, dan kita berharap kapada Pemda Siak bisa memperhatikan nasib petani yang kurang mampu agar bisa dibantu dalam permodalannya. Kalau bukan Pemda terus siapa lagi? Kalau kita rasanya tidak mungkin, karena kita sendiri cari makan untuk keluarga saja sudah susah, apa lagi untuk orang lain. Kita hanya bisa berdoa semoga Mbah Ngatimin berhasil," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Petanian dan Holtikultural Siak Robiati melalui Kepala UPTD Pertanian Siak Suwanto mengatakan, setiap kampung ada kelompok tani.Poktan ini selalu melakukan koordinasi dengan anggotanya untuk mengusulkan segala kebutuhan yang dibutuhkan kelompoknya dalam meningkatkan hasil pertanian.
"Untuk Mbah Ngatimin kalau ingin mendapatkan bantuan dari dinas terkait, ia harus gabung dengan kelompok tani yang ada di sana. Karena bantuan yang kita berikan tergantung pada permintaan kelompok tersebut. Maka dari itu, kalau mereka melakukan penanaman cabe itu harus bisa mengajukan permohonan bantuan melalui kelompoknya masing-masing.
Disamping itukan di setiap kampung ada PPLnya. Biasa mereka akan mengarahkan para petani tersebut untuk melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan petani itu sendiri untuk meningkatkan hasil pertanian," pungkasnya. ***