RIAUMANDIRI.CO, ROKAN HILIR - Barangkali sampai sekarang tidak satu pun makhluk hidup di bumi, terutama manusia dapat melepaskan diri dari kebutuhan terhadap air. Dari beragam literatur menyebut, kebutuhan air bagi tubuh manusia didasari pada masa pertumbuhan manusia itu sendiri. Kebutuhan air bagi orang dewasa antara 55-60 persen, anak-anak 65 persen dan bagi bayi 80 persen dari kebutuhan cairan di dalam tubuhnya.
Sumber air yang banyak, namun tidak semua layak bagi kesehatan. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan pesatnya pembangunan membawa dampak terjadinya pencemaran yang rusaknya keseimbangan ekosistem. Air yang baik bagi kehidupan manusia haruslah air yang higenis yang sumbernya tidak terkontaminasi oleh pencemaran dan limbah yang dapat membahayakan bagi kehidupan.
Sebelumnya, kebutuhan air bersih hanya disediakan pemerintah untuk masyarakat perkotaan saja. Namun seiring perjalanan waktu yang berkolerasi terhadap perubahan lingkungan, maka ketersediaan air permukaan juga semakin langka didapatkan oleh masyarakat yang berada di wilayah pedesaan.
Bila kondisi tersebut tidak diatasi akan berdampak terhadap kualitas hidup masyarakat, terutama bagi masyarakat pada kawasan pesisir yang pada umumnya hanya berada dari permukaan laut dengan kontur tanah yang didominasi lahan gambut, maka seiring dengan perjalanan waktu sudah barang tentu pemanfaat air bawah tanah yang layak akan semakin sulit didapatkan.
Air adalah sebagai kebutuhan primer bagi kehidupan dan ketersediaan air bersih, setidaknya air layak cuci dan layak minum yang cukup menentukan terhadap kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
Bupati Suyatno bersama Wakil Gubernur Riau Wan Thamrin, Walikota Dumai Zulkifli AS meresmikan pembangunan Durolis. (Foto:Humas)
Atas pertimbangan itulah kemudian menjadi dasar pemikiran H Suyatno untuk membuat terobosan baru. Bupati Rokan Hilir ini bercita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya yang sejahtera lahir dan batin. Itu semua tentu membutuhkan kualitas hidup yang baik dan harus segera diwujudkan.
Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Durolis (Dumai, Rokan Hilir dan Bangkalis) menjadi salah satu pilihan untuk merealisasikan pemikiran tersebut. Ini merupakan proyek nasional yang bernilai kurang lebih Rp400 miliar dan dibiayai menggunakan dana APBN melalui Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR.
SPAM berkapasitas 1600 liter/ detik ini dibangun pada lahan seluas 6 hektare dengan memanfaatkan ketersediaan air Sungai Rokan di Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan, Kabupaten Rokan Hilir dan diberi nama SPAM REGIONAL DIROLIS. Keberadaannya nanti akan menyuplai kebutuhan air bersih untuk masyarakat di tiga wilayah sekaligus, Kota Dumai dan Kabupaten Rikan Hilir sendiri serta Kabupaten Bangkalis.
H Suyatno menargetkan, tahun 2019 akses penyediaan air minum SPAM Durolis harus telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Untuk mewujudkan eksistensi proyek dimaksud, tahun 2018, Pemerintah
Kabupaten Rokan Hilir telah menganggarkan Rp36,4 miliar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Rokan Hilir H Jhon Syafrindow menyampaikan, proyek SPAM Durolis tahun ini masih berlanjut. Untuk menggesa pemenuhan kebutuhan masyarakat akan ketersediaan air bersih, pertengahan 2017 yang lalu telah dimulai pada tahapan penanaman pipa Jaringn Distribusi Utama (JDU) yang berdiameter 25 cm dimulai dari Tanah Putih Tanjung Melawan yang direncanakan akan menyasar sampai ke Kecamatan Sinaboi lebih kurang berjarak lebih kurang 90 Km.
Pembangunan SPAM yang terletak di Tanah Putih Tanjung Melawan tidak berhenti sampai di sini. "Ke depannya, kita akan menyediakan lahan seluas 3 hektare di Batang Kepenghuluan Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih. Penyedian lahan tersebut diperuntukan bagi membangun Boster PAM yang merupakan sentra dalam pendistribusian air untuk masing-masing Kabupaten, yakni Dumai, Rohil dan Bengkalis," tuturnya.
Tahun 2019, Pemkab Rokan Hilir juga telah merencanakan penyusunan Detail Engineering Design (DED) pemasangan Jaringan Distribusi Utama pada tiga Kecamatan yakni, Kecamatan Batu Hampar, Bangko dan Kecamatan Sinaboi serta mencukupi sambungan rumah (SR) sebelumnya.
Untuk pengambilan air baku sendiri melalui crossing (KA) selanjutnya diolah di instalasi pengelohan air (IPA) di kompleks PDAM. Didistribusikan ke pemukiman masyarakat melalui pipa transmisi berdiameter 25 Cm dengan kapasitas 100 liter/detik. Untuk tahap pertama akan mengsuplay 8.000 sambungan pada tiga krcamatan, meliputi Tanah Putih Tanjung Melawan, Rimba Melintang dan Bangko Pusako.
"Bilamana SPAM Regional ini telah dioperasikan, tentu upaya pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan air bagi masyarakat dengan menjamin kebutuhan pokok air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan keterjangkauan," ujar Suyatno. (advertorial/humas protokol)