RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau diterima Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta menyampaikan rencana pemberian gelar adat kepada Jokowi.
"Melakukan peminangan untuk meminta kesediaan bapak (Presiden) akan diberi penambalan adat, gelar adat Lembaga Adat Melayu Riau," kata Datuk Rangkai Bestari, selaku penghubung LAM Riau saat diterima Presiden di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Presiden Joko Widodo yang didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima kedatangan sekitar 31 pengurus LAM Riau, Plt Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim serta Ketua DPRD Riau Septina Primawati.
Usai pertemuan, Ketua Umum LAM Riau Datuk Al Azhar mengatakan pemberian gelar adat kepada Presiden Jokowi ini melalui kesepakatan dan musyawarah bersama sebagai ucapan terima kasih masyarakat Riau.
"Memberikan ucapan terima kasih, sekalung budi, tanda terima kasih masyarakat Riau dengan memberikan gelar kepada Presiden Joko Widodo dengan gelar Datuk Sri Setia Negara," kata Datuk Al Azhar.
Datuk Al Azhar menjelaskan bahwa Datuk Sri Setia Negara yang berarti Presiden Jokowi merupakan seorang petinggi negara yang berseri-seri untuk memegang amanah negara.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAM Riau Datuk Sri Syahril Abubakar mengatakan dasar pemberian gelar adat kepada Jokowi ini karena kebijakannya yang memberikan manfaat positif kepada masyarakat adat Riau.
"Lebih kurang 17 tahun lamanya Riau selalu didatangi oleh asap. Lantas tuan Presiden mengambil kebijakan tidak ada asap di provinsi Riau. Alhamdulillah sudah tiga tahun ini asap tidak ada lagi," kata Syahril Abubakar.
Kebijakan lain, lanjutnya, terkait Blok Rokan yang telah kembali ke Indonesia setelah dikelola oleh Pertamina bersama Perusahaan Daerah Pemerintah Provinsi Riau.
Pemberian gelar ini, kata Syaril Abubakar juga terkait Penetapan Presiden nomor 86 tahun 2018 tentang Tanah Obyek Reforma Agraria.
"Di sini tanah milik bersama diakui dan sekaligus dapat disertifikatkan. Ini perjuangan panjang masyarakat adat Riau hampir 20 tahun yang kami memperjuangkan dan tuan presiden telah mengembalikan kepada kami, ke masyarakat adat dan sekaligus memberikan status sertifikat kepada tanah ulayat ini," katanya.
Syahril Abubakar juga mengatakan Inpres Nomor 8 tahun 2018 yang menyangkut Penataan kembali tentang Perkebunan Kelapa Sawit juga memberikan dampak positif kepada masyarakat Riau.
"Hampir 3 juta hektare kebun sawit di Riau boleh dikatakan masyarakat riau tidak memiliki kebun yang maksimal, kalau ini ditata kembali dengan kebijakan ini, alhamdulillah ada kuarang 2 juta hektare yang bisa masyarakat adat Riau bisa mengelola hasil bumi ini," katanya.
Syaril juga menyebut CPP Blok yanng selama 15 tahun terakhir dikelola Pertamina bersama Perusahaan Daerah telah ditetapkan bahwa blok ini sekarang dikeleol oleh Pemda.
"Ini yang menjadi dasar kami, selain jalan tol dan lainnya, yang membuat kami ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada pemerintah yang kebetulan presiden dijabat Tuan Joko Widodo," katanya.
Syahril Abubakar mengatakan bahwa pemberian gelar ini akan dilaksanakan pada 15 Desember 2018 dan Jokowi menyatakan kesediannya akan datang ke Provinsi Riau.
"Kami akan menyambut kedatangan beliau di bumi Melayu," kata Syahril Abubakar.