RENGAT (HR)–Curah hujan yang semakin meningkat sejak beberapa hari belakangan, membuat warga yang berdomisili sepanjang lokasi ambruknya turap sungai Indragiri di Desa Pasir Kemilu, Kecamatan Rengat semakin cemas dan khawatir jika debit air sungai terus bertambah serta kondisi tanah yang tak labil.
“Kondisi ini sudah lama kami sampaikan pada perangkat desa, namun sampai sekarang turap tak kunjung diperbaiki, apakah harus menunggu rumah kami amblas ke dalam sungai atau menunggu korban jiwa,” kata Mulyadi (43), warga sekitar lokasi turap kepada, Rabu (11/3).
Dijelaskan, saat ini jarak antara puluhan rumah penduduk dengan pinggiran sungai atau lokasi turap yang ambruk beberapa bulan lalu hanya berjarak sekitar 5 sampai 6 meter, dan musim hujan sekarang, kondisi tanah sekitar pemukiman penduduk semakin lembek atau tk stabil, dengan demikian sewaktu-waktu tanah longsor dan ru-mah penduduk bisa amblas ke dalam sungai, belum lagi ancaman ambrasi sungai yang terus berlangsung semenjak curah hujan meningkat dan bertambahnya debit air sungai Indragiri.
Diungkapkan, jika longsor atau abrasi ini terjadi siang hari mungkin tidak terlalu menjadi momok menakutkan bagi masyarakt, namun yang dikhawatirkan, longsor dan abrasi terjadi malam hari saat semua penduduk tidur lelap, bencana itu tak hanya mengakibatkan masyarakat kehilangan tempat tinggal, tapi juga kehilangan nyawa.
Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Paskem Rusli A Jinun, mengatakan, kekhawatiran masyarakat tersebut cukup beralasan, sebab masyarakat sudah trauma karena beberapa bulan lalu, sejumlah rumah warga amblas ke dalam sungai.
“Kita minta pada perangkat desa menyikapi masalah ini, meski pembangunan turap merupakan kewenangan Pemprov, namun setidaknya perangkat desa bisa melaporkan dan mengusulkan masalah ini melalui Pemkab Inhu, jangan hanya diam,” ujarnya kesal. (rez)