SIAK HULU (HR)-Investor Malaysia Technology Development Corproration dari Kerajaan Malaysia mengagumi lahan percontohan program Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi di kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Masyarakat, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Rabu (11/3).
"Saya belum pernah melihat program sebaik ini, bahkan tak ada di Malaysia," kata Ketua Tim MTDC Malaysia, Rahman, kepada wartawan, saat meninjau lahan percontohan itu, Rabu (11/3) siang.
Tim MTDC Kerajaan Malaysia yang terdiri dari belasan pengusaha datang ke Kampar untuk meresmikan Pabrik Kelapa Sawit (PKS), minyak kelapa sawit mentah dan minyak goreng, serta sabun di Desa Sei Pinang, Kecamatan Tambang, hari ini Kamis (11/3)i. Pabrik ini dengan kapasitas mencapai 120 ton CPO per jam dan dianggap cukup untuk menampung buah sawit, hasil dari perkebunan masyarakat.
Kedatangan para investor tersebut didampingi Bupati Kampar, H Jefry Noer. Tim meninjau seluruh areal di kawasan P4S dan menyatakan kekaguman atas berbagai program sektor pertanian, perikanan dan peternakan yang terintegrasi, hingga mampu menghasilkan minimal Rp6 juta perbulan untuk satu keluarga, dengan pemanfaatan lahan seribu meter persegi. "Ini adalah program langka yang pantas untuk menjadi percontohan. Akan kami bawa ke Malaysia," katanya.
Sementara itu Bupati Kampar, Jefry Noer, mengatakan, program kemandirian pangan ini dilaksanakan untuk mendukung pemerintah pusat mencapai swasembada pangan. Berkaitan dengan pendirian PKS hari ini, pabrik tersebut didirikan di wilayah Desa Sei Pinang, Kecamatan Tambang, dengan kapasitas mencapai 120 ton CPO per jam dan dianggap cukup untuk menampung buah sawit hasil dari perkebunan masyarakat.
Jefry mengatakan, pihaknya sengaja membangun PKS tersebut untuk kelancaran bisnis perkebunan, terutama untuk pelaku-pelaku masyarakat atau bukan dunia usaha. "Kalau selama ini PKS hanya menghasilkan CPO yang kemudian diekspor ke luar negeri, maka Kampar membangun PKS yang memproduksi minyak goreng dan produk turunan siap jual lainnya," kata dia.
Jefry mengatakan, hasil produk jadi tersebut nantinya akan dipasarkan di sekitar wilayah Kabupaten Kampar dan sejumlah daerah lainnya di Riau. Bupati mengatakan, saat ini Kabupaten Kampar memiliki kebun kelapa sawit terluas di Provinsi Riau, yakni hampir 700.000 hektare dengan 37 pabrik kelapa sawit. Namun, hingga kini belum ada industri hilir yang mengolah kelapa sawit menjadi minyak goreng dan berbagai produk turunan lainnya.
Menurut Jefry, MTDC telah menyampaikan komitmennya untuk membangun pabrik olahan kelapa sawit di Kabupaten Kampar dengan kesiapan dana hingga Rp1 triliun. Pabrik tersebut direncanakan memiliki kapasitas produksi yang mampu mengolah sekitar 120 ton CPO per jam.(adv/humas)